Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label jalan-jalan dengan anak

Danau Kaolin, Belitung

Berbeda dengan pertama kali , tidak banyak tempat yang saya kunjungi di trip ke Belitung kali ini meskipun waktunya sedikit lebih lama (4 hari 3 malam). Tiga hari pertama dihabiskan di Pantai Tanjung Tinggi diselingi ke Rumah Keong sebentar. Hari terakhir pesawat saya dan keluarga siang, masih sempat untuk berkunjung ke Danau Kaolin. Danau Kaolin ini lokasinya sejalan dengan bandara. Bagus sekali untuk tempat foto-foto. Namun sebenarnya perasaan saya agak campur aduk, karena di balik keindahannya sebenarnya danau ini adalah bekas tambang kaolin yang dibiarkan begitu saja dan akhirnya membentuk danau. Untungnya untuk masuk ke area Danau Kaolin tidak dikenakan biaya apapun. Jadi saya tidak merasa ikut berkontribusi merusak bumi.

Rumah Keong Belitung

Rumah Keong atau Dermaga Kirana berlokasi di Gantung, Belitung Timur. Merupakan bangunan seperti keong dari rotan sintetis di atas dermaga pada danau bekas galian. Di tempat ini terdapat penyewaan perahu, namun saat kami berkunjung, air di danau sedang kering sehingga tidak beroperasi. Untuk masuk ke area Rumah Keong dikenakan biaya lima ribu rupiah per orang. Kami hanya sebentar di tempat ini. Sebab selain berfoto tidak ada yang bisa dilakukan lagi. Saran saya tidak perlu jauh-jauh ke Gantung kalau hanya ingin melihat objek wisata ini. Bolehlah kalau menjadi bagian dari trip keliling Belitung Timur seperti mengunjungi Museum Kata , Pantai Nyiur Melambai , Kampung Ahok, dan Replika Sekolah Laskar Pelangi. Sepuluh sampai lima belas menit di tempat ini saya rasa cukup.

Liburan ke Pantai Tanjung Tinggi, Belitung

Tahun lalu saat liburan ke Belitung saya merasa kurang puas main di Pantai Tanjung Tinggi . Padahal pantainya sepi, bagus, dan bersih. Alhamdulillah tahun ini saya dan keluarga bisa ke Belitung lagi. Horee! Saatnya puas-puasin main di pantai. Hotel Lor IN Tidak banyak penginapan yang ada di sekitar Pantai Tanjung Tinggi. Salah satu yang terdekat dengan pantai adalah Hotel Lor IN. Lokasinya persis di seberang pantai. Tahun lalu saya juga menginap di sini. Dua kali menginap villanya selalu ramai. Namun entah mengapa pantainya tetap sepi. Serasa di pantai pribadi.

Museum Bhakti TNI, Cilangkap

'Ru mau ke kantor eyang papa, di kantor eyang ada tank!' Selasa lalu Ru (3 tahun) ikut eyang uti ke kantor. Sama saya dan mbaknya Ru tentunya. Iseng aja pengan ajak Ru jalan-jalan ke Markas Besar Tentara Republik Indonesia (TNI) sebelum eyang pensiun. Sekalian ke Museum Bhakti TNI yang ada di sana. Masuk Museum Bhakti TNI Mungkin tidak banyak yang tahu tentang museum ini, sebab letaknya ada di dalam Markas Besar TNI, Cilangkap. Untuk masuk ke area tersebut harus melawati pos penjagaan dan pemeriksaan kendaraan. Berhubung mama saya kerja di sana jadi hanya diperiksa cepat saja mobilnya seperti masuk mal, untuk orang umum saya kurang tahu prosedurnya. Lokasi museum ini tak jauh dari pos penjagaan. Di depannya terpampang pesawat tempur, tank, dan kapal perang.

Main Binatang di BFC Mini Farm, Bintaro

Tiap akhir pekan saya dan Bi punya agenda untuk ajak Ru jalan-jalan. Salah satunya bertujuan menghabiskan energinya Ru yang ga ada habisnya. Sejak lahir mbak yang bantu ngasuh Ru memang ga kami suruh masuk kalau akhir pekan. Dengan jalan-jalan kami berdua lumayan ga terlalu capek karena paling ngga Ru seringnya tidur di mobil. Minggu lalu Ru (3 tahun) minta lihat kuda. Gara-gara habis nonton di TV. Setelah dipikir-pikir kayaknya lebih seru ke tempat yang binatangnya lebih beragam. Akhirnya kami pergi ke Bintaro Fish Center Mini Farm (BFC Mini Farm). Saya tahu tempat ini dari google dan pernah nonton liputannya sekilas di TV.

Weekend: Pantai Anyer, Banten

Salah satu kegiatan yang Ru (3 tahun) paling suka adalah main pasir. Makanya waktu mama saya mengajak liburan ke Anyer saya langsung setuju. Ga tanggung-tanggung dua bulan terakhir kami ke pantai Anyer sampai dua kali. Salah satunya untuk puas-puasin liburan sama dua ponakan saya, Freya dan Cleo yang Agustus ini berencana pindah ke Belanda. Sejak kecil saya sering banget ke pantai yang lumayan dekat dari Jakarta ini. Mama saya pun sudah hafal villa mana saja yang pantainya bisa dipakai berenang. Sedikit info, sebagian besar villa yang ada di Anyer pantainya berkarang, tidak bisa dipakai renang. Di bulan Juni kami menginap di The Jayakarta Anyer Beach Resort sementara bulan depannya kami menginap di Pondok Pantai Tambang Ayam 3K.

Pantai Tanjung Tinggi, Belitung

Kadang saya suka mikir kok saya asal banget ya makein Ru baju. Misalnya waktu main ke Pantai Tanjung Tinggi. Ru pakai kaos yang udah melar, sampe ga ada bedanya sama anak kampung sini kayaknya. Sebagai pembelaan, main di Pantai Tanjung Tinggi agak spontan. Gara-gara adik sepupu saya bersikeras mau melihat pantai tempat shooting laskar pelangi. Padahal hari sudah sore, tapi ternyata sempat juga main sebentar sebelum gelap. Jadi saya sengaja makein Ru baju butut aja biar bisa main bebas di pantai. Lagian ga ada yang kenal ini di Belitung. Haha, tapi saya lupa kalau saya pengen tulis di blog.

Pulau Lengkuas, Belitung

Salah satu senangnya punya blog adalah bisa bernostalgia dan bersyukur tentang liburan atau kejadian sehari-hari lainnya. Apalagi kalau nulis blog nya kayak saya, pengalamannya sudah ntah kapan, ditulisnya baru sekarang. Pulau Lengkuas adalah salah satu tempat yang saya kunjungi pada kunjungan ke Belitung tahun lalu. Pulau ini adalah salah satu pulau paling terkenal di antara pulau-pulau kecil lain di Belitung karena memiliki mercusuar. Mercusuar di pulau lengkuas dibangun oleh Belanda pada tahun 1882. Cara Ke Pulau Lengkuas Untuk pergi ke pulau Lengkuas saya dan keluarga menyewa kapal kayu yang sudah dilengkapi pelampung sesuai jumlah penumpang. Kami dijemput di Pantai Tanjung Tinggi di depan Hotel Lor In, tempat kami bermalam. Bisa khusus dijemput karena jumlah kami sebanyak kapasitas kapal.

Museum Kata, Belitung

Sebuah rumah warna-warni menyambut kami di pinggir jalan sepi itu. "Fiction is the new power" tertulis di sana. Menarik, pikir saya. Museum Kata ternyata lebih besar dari kelihatannya. Di dalamnya berisi tentang perjalanan Laskar Pelangi, juga tentang berbagai hal lainnya seperti tentang Belitung dan literatur dunia. Untuk pertama kalinya saya tidak terganggu dengan banyaknya tulisan yang tertempel di dinding. Biasanya museum dengan banyak tulisan dan sedikit interaksi dengan benda pamer membuat saya bosan. Namun museum ini membuat saya merasa membaca buku tiga dimensi. Saya mengagumi Andrea Hirata. Seseorang dari di pulau kecil tapi cerdas, mampu menulis dengan baik, sukses memperkenalkan kampung halamannya, dan meningkatkan perekonomian daerah asalnya lewat pariwisata. Gara-gara Laskar Pelangi Belitung lebih terkenal daripada pulau tetangganya, Bangka. Padahal pantai di Bangka juga sama cantiknya.

Pantai Nyiur Melambai, Pantai Olivier, dan Anniversary

Sore itu, hampir setahun yang lalu, saya dan keluarga tiba di kota Manggar. Kota kecil yang menjadi populer karena buku Laskar Pelangi. Kami tiba agak terlalu sore karena terlalu lama menghabiskan waktu di Tanjung Pandan, mengunjungi museum dan rumah kerabat. Pantai Nyiur Melambai Setelah meletakkan barang-barang di hotel, kami pergi ke Pantai Nyiur Melambai. Akhirnya bertemu pantai juga. Sudah pukul 5.30 sore. Cepat-cepat, sebelum gelap. Saya segera mengajak Ru (1 tahun 11 bulan) duduk di pasir dan menuang seluruh mainan pasir yang kami bawa. Ru bermain pasir dengan riang gembira. Ini pertama kalinya ia bermain pasir di pantai sungguhan. Ru pernah sih main di pantai reklamasi Ancol , tapi namanya buatan pastilah tak seindah aslinya.

Museum Tanjung Pandan, Belitung

Setelah mendarat dan sarapan, saya dan keluarga berkunjung ke Museum Tanjung Pandan. Museum ini berisi berbagai hal yang berkaitan dengan pulau Belitung. Desainnya tipikal desain museum Indonesia yang belum direnovasi. Satu-satunya bagian yang cukup terdesain adalah ruang pamer berisi peninggalan kapal karam di sekitar Pulau Belitung. Cara terbaik menikmati museum ini adalah mendengarkan cerita dari bapak pemandu. Sebab jika lihat-lihat sendiri agak sulit mendapat informasi. Salah satu cerita yang menarik bagi saya adalah tentang harta karun yang ditemukan bersama kapal-kapal karam di sana. Harta karun tersebut kemudian entah diambil siapa paska penemuannya. Sedih ya denger cerita orang segitunya banget sama harta. Sejujurnya saya tidak terlalu fokus mendengarkan bapak pemandu. Maklum, Ru (hampir 2 tahun) malah sibuk sendiri ke sana ke mari. Jadi saya pun harus mengikuti Ru dan mendengar ceritanya sepenggal-sepenggal. Ru bahkan berlari ke halaman belakang Museum sebelum bapak pem...

Itinerary 3 Hari 3 Malam di Belitung

Alhamdulillah saya dan Bi masih punya rezeki untuk ajak Ru jalan-jalan. Bukan karena uangnya berlebih tapi karena jalan-jalan adalah prioritas kami. Tahun lalu, saat Ru hampir dua tahun, kami mengajak Ru ke Belitung. Ru senang sekali. Lebih senang daripada saat diajak ke Hong Kong , Korea , atau Jepang . Memang sih jalan-jalannya sudah lewat lama. Sayangnya saya belum sempat cerita di sini. Tapi sampai saat ini prinsip saya masih ‘lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.’ Semoga ceritanya tetap menarik. Liburan ke Belitung ini seluruhnya diatur oleh mama saya. Saat itu saya masih bekerja, jadi saya dengan senang hati menyerahkan semuanya ke mama. Tinggal bayar dan jadi peserta aja. Kekurangannya saya ga inget sama sekali nama restauran yang kami datangi selama di Belitung. Saya juga ga foto sama sekali pas makan. Jadi cerita tentang tempat makan di Belitung ga akan ada sampai seri tulisan jalan-jalan ke Belitung ini berakhir.

Weekend: Petualangan Dinosarus, Taman Mini Indonesia Indah

Ru (2.5 tahun), anak saya, lagi suka sekali sama dinosaurus. Makanya begitu tahu di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) ada Petualangan Dinosaurus saya semangat mau ajak Ru ke sana. Lihat replika tulang dino di Museum Geologi saja senang sekali, apalagi lihat yang lebih jelas bentuknya. Tapi karena Bi suami saya menolak terus akhirnya baru hari minggu kemarin kami berkunjung. Harga Tiket Petualangan Dinosaurus ini ada di dalam area Legenda Wisata di dalam Taman Mini Indonesia Indah. Biaya masuk ke TMII per orang 10 ribu, mobil 10 ribu, sementara Ru masih gratis. Sudah lama saya dan Bi tidak ke Taman Mini, jadi kami agak bingung. Kami lalu parkir di depan Keong Emas padahal harusnya parkir tepat di depan Legenda Wisata saja. Kami bertiga jadi harus jalan kaki kira-kira 5 menit. Itung-itung olah raga.

Universal Studio Japan, Kurang Cocok untuk Balita

Universal Studio Japan (USJ) adalah tempat terakhir yang kami kunjungi di trip Korea-Jepang . Di sini, adik-adik sepupu saya puas bermain dan pulang dengan senyum lebar di akhir hari. Sayangnya itu tidak terjadi dengan saya dan Bi. Universal Studio kurang cocok untuk anak-anak usia 2 tahun ke bawah seperti Ru. Tiket masuk untuk dewasa (12-64 tahun) saat saya berkunjung adalah 7,400 yen (sekitar 880 ribu rupiah, di kurs hari ini). Jelas bukan jumlah yang sedikit. Anak-anak dibawah 4 tahun tidak dikenakan biaya masuk. Awalnya saya cukup antusias, mengingat Ru bisa bermain banyak wahana di Disneyland Hong Kong tahun lalu , saat usianya baru satu tahun. Syaratnya hanya sudah bisa duduk tegak dan tidak tidur. Ternyata di USJ tidak demikian. Kebanyakan wahana menetapkan tinggi minimal 92 cm, 102 cm, dan 107 cm. Saat kami berkunjung tinggi Ru baru 90 cm dan dia pun ditolak untuk naik wahana yang tampaknya tidak berbahaya sekalipun.

Kuil Fushimi Inari dengan Balita

Fushimi Inari adalah kuil Shinto yang terletak di Kyoto, Jepang. Kuil ini terkenal karena deretan gapura berwarna oranye ( torii ) yang jumlahnya ribuan. Gapura-gapura tersebut berderet mengikuti jalan setapak di hutan Gunung Inari, di belakang kuil utama. Tempat ini sangat populer sebab ribuan torii ini terlihat sangat bagus di foto, sangat instagramable kalau kata anak sekarang. Selain itu Fushimi Inari buka 24 jam, gratis, dan tinggal menyeberang dari stasiun kereta yang namanyapun Fushimi Inari Station . Sehingga pantas saja ketika saya berkunjung kuil ini ramai sekali. Jalan-jalan dengan Balita Salah satu tips untuk jalan sama anak-anak adalah jangan terlalu idealis. Maksudnya, jangan berharap bisa menjelajah semuanya atau berkunjung ke banyak tempat di waktu yang terbatas. Di Fushimi Inari pun juga begitu. Untuk menyusuri keseluruhan jalan setapak penuh torii ini diperlukan waktu 2-3 jam. Jalannya tidak rata penuh dengan tangga-tangga kecil. Sehingga tidak mungkin memaka...

Pelajaran dari Jalan-jalan ke Osaka Castle

Yang namanya jalan-jalan itu ga selalu sukses. Contohnya saat kami pergi ke Osaka Castle. Sebenernya bukan gagal gimana gitu sih. Tapi rasanya kurang inspiratif dan harusnya bisa jauh lebih baik. Bingung Transportasi Kesalahan utama saya adalah kurang cari informasi sebelum ke sini. Pasalnya saya terlalu mengandalkan ibu dan adik saya. Ketika berpisah dari rombongan , saya jadi kurang siap. Selama jalan-jalan di Jepang saya dan keluarga membeli JR pass. JR pass ini adalah tiket terusan untuk naik kereta di line JR. Kalau mau untung sebaiknya hanya pakai kereta yang dikelola JR saja. Sayangnya jalur JR ini ga semuanya merupakan rute yang paling oke untuk pergi dari satu titik ke titik lain. Saat menuju Osaka Castle dari Namba kami sempat naik kereta non JR. Padahal ternyata bisa saja kalau mau pakai JR. Ini baru kami sadari saat pulang.

Minggu Pagi di Namba Parks, Osaka, Jepang

“Waduh Ki jauh-jauh ke Jepang cari spot yang Jepang banget donk jangan kaya di Cibubur,” komentar om saya saat saya mengunggah foto kami bertiga di Namba Parks, Osaka. Iya juga sih, saat itu sedang musim panas dan kami berfoto diantara tanaman."Eits jangan salah om.. Ini di atas gedung," jawab saya waktu itu. Sebenarnya saya ga peduli, toh saya jalan-jalan itu bukan buat pamer. Diunggah ke instagram juga supaya instagram saya ada isinya, lumayan untuk album digital. Hari itu adalah hari kedua saya dan keluarga berada di Jepang. Sengaja loncat ke hari kedua karena hari pertama terlalu melelahkan dan kurang menyenangkan untuk diceritakan. Mungkin kapan-kapan saya ceritakan. Hari ini semua keluarga saya naik shinkansen dari Osaka ke Hiroshima. Saya, Bi, dan Ru membelot tidak ikut. Kemarin terlalu melelahkan untuk kami, jadi hari ini mau jalan santai saja di Osaka. Seperti yang sudah saya ceritakan di sini, untuk trip Korea-Jepang kali ini saya fokus bikin itinerary Kore...

Weekend: Museum Geologi, Bandung

“Ru mau ke museum yang ada dinonya lagi,” ga kehitung berapa kali Ru bilang gini dua bulan terakhir. Semua berawal dari acara jalan-jalan spontan ke Museum Geologi Bandung. Kami memang sering ke Bandung karena orang tua Bi, suami saya, tinggal di sana. Pagi itu sehabis makan bubur Mang Oyo, Bi mengajak kami ke Museum Geologi. Walaupun pernah tinggal di Bandung, saya dan Bi sama-sama belum pernah ke museum ini.

Berkunjung ke Dongdaemun Design Plaza by Zaha Hadid

Ini adalah malam terakhir saya dan keluarga di Seoul . Setelah mengunjungi Gyeongbokgung Palace , Insadong , Dongadaemun Toys Street , dan Myeongdong Street Market, kami segera bergegas menuju Dongdaemun Design Plaza. Takut terlalu malam. Salah satu landmark kota Seoul ini adalah rancangan Zaha Hadid. Walaupun sering sekali melihat karya-karya Zaha Hadid di berbagai media, Saya dan suami, Bi, belum pernah berkunjung secara langsung. Wow! Emang ya kalau dirancang sama arsitek top memang beda. Pengalaman yang sulit digambarkan dengan kata-kata. Selain bentuknya yang sangat futuristik kami mengagumi bagaimana seorang arsitek bisa meyakinkan kliennya untuk menerima rancangan yang tidak biasa. Tentu tidak biasa lazimnya berbanding lurus dengan biaya yang lebih tinggi.

Belanja Mainan Murah di Korea

Dongdaemun Stationery and Toys Alley, Seoul, Korea Sesuai namanya tempat belanja di daerah Dongdaemun ini menjual alat tulis dan mainan yang katanya murah. Sebagai orang tua sayang anak, saya dan Bi, suami saya, menyempatkan berkunjung ke sini dalam kunjungan singkat kami ke Seoul. Lokasinya tak jauh dari pintu keluar subway . Waaah senang sekali melihat pasar yang isinya cuma alat tulis dan mainan aneka rupa.