Sebuah rumah warna-warni menyambut kami di pinggir jalan sepi itu. "Fiction is the new power" tertulis di sana. Menarik, pikir saya.
Museum Kata ternyata lebih besar dari kelihatannya. Di dalamnya berisi tentang perjalanan Laskar Pelangi, juga tentang berbagai hal lainnya seperti tentang Belitung dan literatur dunia. Untuk pertama kalinya saya tidak terganggu dengan banyaknya tulisan yang tertempel di dinding. Biasanya museum dengan banyak tulisan dan sedikit interaksi dengan benda pamer membuat saya bosan. Namun museum ini membuat saya merasa membaca buku tiga dimensi.
Saya mengagumi Andrea Hirata. Seseorang dari di pulau kecil tapi cerdas, mampu menulis dengan baik, sukses memperkenalkan kampung halamannya, dan meningkatkan perekonomian daerah asalnya lewat pariwisata. Gara-gara Laskar Pelangi Belitung lebih terkenal daripada pulau tetangganya, Bangka. Padahal pantai di Bangka juga sama cantiknya.
Desain Interior
Biasanya, kalau berkunjung ke tempat baru, saya selalu memperhatikan desain interiornya. Melihat apakah didesain dengan baik atau tidak. Kali ini tidak begitu. Desainnya tidak seperti karya desainer, lebih mendekati karya seniman. Bahan-bahan yang digunakan sederhana dan berwarna-warni, yang kalau tidak pintar meramunya akan terlihat kampungan. Tapi di sini tampak bagus. Sangat cocok dengan lingkungan tempat museum ini berada. Jika didesain cantik oleh desainer ibu kota mungkin malah tidak cocok dengan lingkungannya.
Di luar museum kata, sederhana dan sepi. |
Sekolah Laskar Pelangi
Jauh di bagian dalam terdapat replika sekolah Laskar Pelangi. Jalan penghubung dari bangunan utama museum ke sekolah ini dicat berwarna-warni seperti pelangi, diawali dengan kalimat “One step to education, 1000 steps to civilization” tertulis di lantainya.
Ru (1 tahun 11 bulan) senang sekali berpura-pura bersekolah. Ini kali pertama Ru masuk ke dalam kelas. Bangunan sekolahnya sederhana sekali. Namun tidak lebih kumuh dari sekolah-sekolah kecil di gang-gang kota besar.
Bermimpilah
Sama seperti nilai-nilai dalam bukunya, museum ini juga menyuarakan hal yang sama: Bermimpilah. Ini ada potongan kata yang paling saya sukai dari semua kata yang ada di museum ini. Semoga mimpi-mimpi kita semua jadi kenyataan. Amin.
Jam Operasional dan Harga Tiket
Museum ini buka dari jam 10.00-17.30, jadi jangan terlalu pagi kalau mau ke sini. Saat saya berkunjung tahun lalu, museumnya sedang proses renovasi dan masih gratis. Namun kabarnya, setelah selesai proses renovasi, tiket masuknya menjadi lima puluh ribu rupiah untuk tiket masuk dan buku Laskar Pelangi. Untungnya anak-anak gratis.
Moral, Tips, & Trik
- Museum yang menyenangkan untuk dikunjungi. Sayang tiket masuknya sekarang jadi mahal sekali.
SELANJUTNYA >> Pulau Lengkuas, Belitung
SEBELUMNYA >> Pantai Nyiur Melambai, Pantai Olivier, dan Anniversary
Komentar
Posting Komentar