Salah satu kegiatan yang Ru (3 tahun) paling suka adalah main pasir. Makanya waktu mama saya mengajak liburan ke Anyer saya langsung setuju. Ga tanggung-tanggung dua bulan terakhir kami ke pantai Anyer sampai dua kali. Salah satunya untuk puas-puasin liburan sama dua ponakan saya, Freya dan Cleo yang Agustus ini berencana pindah ke Belanda.
Sejak kecil saya sering banget ke pantai yang lumayan dekat dari Jakarta ini. Mama saya pun sudah hafal villa mana saja yang pantainya bisa dipakai berenang. Sedikit info, sebagian besar villa yang ada di Anyer pantainya berkarang, tidak bisa dipakai renang.
Di bulan Juni kami menginap di The Jayakarta Anyer Beach Resort sementara bulan depannya kami menginap di Pondok Pantai Tambang Ayam 3K.
The Jayakarta Anyer Beach Resort
Yang saya suka dari The Jayakarta adalah penginapan ini berstandar hotel. Ada handuk dan air panas. Selain itu, interiornya tergolong baru direnovasi. Saya tahu karena furniturnya banyak menggunakan produk IKEA, sementara IKEA baru buka di Indonesia tahun 2014. Plus ada kolam renang bagi yang tidak ingin berenang di pantai.
Kekurangannya, untuk villa tiga kamar seperti yang saya sewa, seluruh kamar mandinya berada di lantai dua, sehingga rumahnya jadi becek dan berpasir kalau habis main di pantai. Selain itu tangganya agak curam, agak mengerikan untuk yang membawa balita. Karena jumlah villanya banyak, perlu berjalan sekitar lima menitan untuk sampai ke pantai.
Pantainya sendiri cukup menyenangkan menurut saya, bebas karang. Antara villa dan pantai dibatasi pagar. Walaupun secara visual kurang cantik tapi lebih baik dari segi keamanan.
Pondok Pantai Tambang Ayam 3K
Kali kedua kami menginap di Tambang Ayam. Villa yang kami sewa persis di pinggir pantai. Ru senang sekali bisa ke pantai dengan cepat. Saya pun senang lebih mudah bolak balik ambil makanan atau barang. Selain itu untuk ke kamar mandi ada akses pintu dari luar, sehingga rumahnya bisa bebas becek dan pasir.
Di sini kami menyewa villa dua kamar untuk enam orang. Villanya kecil sekali. Dapur dan meja makan ada di luar. Tidak ada air panas apalagi handuk. Air di kamar mandinya juga kecil, wajar si sebenarnya di pantai susah air tawar. Kebersihannya menurut saya juga agak kurang.
Pantainya lebih bagus dari The Jayakarta. Antara villa dan pantai hanya dibatasi pagar kayu pendek. Bagus, tapi kurang aman.
ATV dan Sampah, Masalah Pantai Anyer
Salah satu yang sangat saya sayangkan dari pantai Anyer adalah maraknya penyewaan All-Terrain Vehicle (ATV). Dulu waktu saya kecil yang disewakan jet ski, sekarang ATV. Masalahnya ATV berjalannya di pantai, cukup kencang, dan pengemudinya bisa siapa saja, anak-anak pun boleh. Cukup berbahaya. Saya jadi was-was ketika Ru lari-lari di pantai, takut ketabrak. Dulu cuma harus siaga kalau anaknya lari ke laut, sekarang lari ke pantai juga harus sigap menjaga. Capek.
Harusnya pemerintah daerah melarang penyewaan ATV di pantai. Selain polusi, juga hanya menguntungkan pengusahanya saja, sementara pantainya jadi tidak aman dan tidak cocok untuk liburan dengan anak-anak.
Pantainya pun cukup banyak sampah. Sayang sekali. Padahal kalau pemerintah daerahnya bisa menjaga kebersihan, pantai Anyer ini potensial untuk berkembang. Lihat saja sekarang, rasanya lebih mundur daripada saat saya kecil.
Bersyukur
Di luar semua itu, main pasir dan berenang di laut bersama Ru adalah hal yang menyenangkan. Anak saya itu berani sekali. Tergulung ombak pun tidak menangis. Malah minta lebih ke tengah laut supaya ombaknya lebih besar. Bangga. Juga senang sekali bisa melihat ekspresi gembiranya Ru.
Bi, suami saya, sebenarnya kurang suka dengan pantai Anyer. Tapi dia jadi senang melihat anaknya riang. Hihihi, emang campur-campur perasaan kalau sudah punya anak.
Moral, Tips, & Trik
-Anyer cocok untuk alternatif liburan untuk anak-anak supaya lebih dekat dengan alam. Tapi kalau untuk liburan cantik ala orang dewasa sebaiknya ke pantai lain saja.
-Kabar baiknya, sekarang tol Jakarta-meraknya sudah bagus (dulu sempat rusak berat) dan sedang diperlebar. Jakarta-Anyer jadi hanya 3-3,5 jam saja saat saya ke sana.
Sejak kecil saya sering banget ke pantai yang lumayan dekat dari Jakarta ini. Mama saya pun sudah hafal villa mana saja yang pantainya bisa dipakai berenang. Sedikit info, sebagian besar villa yang ada di Anyer pantainya berkarang, tidak bisa dipakai renang.
Di bulan Juni kami menginap di The Jayakarta Anyer Beach Resort sementara bulan depannya kami menginap di Pondok Pantai Tambang Ayam 3K.
The Jayakarta Anyer Beach Resort
Yang saya suka dari The Jayakarta adalah penginapan ini berstandar hotel. Ada handuk dan air panas. Selain itu, interiornya tergolong baru direnovasi. Saya tahu karena furniturnya banyak menggunakan produk IKEA, sementara IKEA baru buka di Indonesia tahun 2014. Plus ada kolam renang bagi yang tidak ingin berenang di pantai.
Kekurangannya, untuk villa tiga kamar seperti yang saya sewa, seluruh kamar mandinya berada di lantai dua, sehingga rumahnya jadi becek dan berpasir kalau habis main di pantai. Selain itu tangganya agak curam, agak mengerikan untuk yang membawa balita. Karena jumlah villanya banyak, perlu berjalan sekitar lima menitan untuk sampai ke pantai.
Pantainya sendiri cukup menyenangkan menurut saya, bebas karang. Antara villa dan pantai dibatasi pagar. Walaupun secara visual kurang cantik tapi lebih baik dari segi keamanan.
Pondok Pantai Tambang Ayam 3K
Kali kedua kami menginap di Tambang Ayam. Villa yang kami sewa persis di pinggir pantai. Ru senang sekali bisa ke pantai dengan cepat. Saya pun senang lebih mudah bolak balik ambil makanan atau barang. Selain itu untuk ke kamar mandi ada akses pintu dari luar, sehingga rumahnya bisa bebas becek dan pasir.
Di sini kami menyewa villa dua kamar untuk enam orang. Villanya kecil sekali. Dapur dan meja makan ada di luar. Tidak ada air panas apalagi handuk. Air di kamar mandinya juga kecil, wajar si sebenarnya di pantai susah air tawar. Kebersihannya menurut saya juga agak kurang.
Pantainya lebih bagus dari The Jayakarta. Antara villa dan pantai hanya dibatasi pagar kayu pendek. Bagus, tapi kurang aman.
ATV dan Sampah, Masalah Pantai Anyer
Salah satu yang sangat saya sayangkan dari pantai Anyer adalah maraknya penyewaan All-Terrain Vehicle (ATV). Dulu waktu saya kecil yang disewakan jet ski, sekarang ATV. Masalahnya ATV berjalannya di pantai, cukup kencang, dan pengemudinya bisa siapa saja, anak-anak pun boleh. Cukup berbahaya. Saya jadi was-was ketika Ru lari-lari di pantai, takut ketabrak. Dulu cuma harus siaga kalau anaknya lari ke laut, sekarang lari ke pantai juga harus sigap menjaga. Capek.
Harusnya pemerintah daerah melarang penyewaan ATV di pantai. Selain polusi, juga hanya menguntungkan pengusahanya saja, sementara pantainya jadi tidak aman dan tidak cocok untuk liburan dengan anak-anak.
Pantainya pun cukup banyak sampah. Sayang sekali. Padahal kalau pemerintah daerahnya bisa menjaga kebersihan, pantai Anyer ini potensial untuk berkembang. Lihat saja sekarang, rasanya lebih mundur daripada saat saya kecil.
Bersyukur
Di luar semua itu, main pasir dan berenang di laut bersama Ru adalah hal yang menyenangkan. Anak saya itu berani sekali. Tergulung ombak pun tidak menangis. Malah minta lebih ke tengah laut supaya ombaknya lebih besar. Bangga. Juga senang sekali bisa melihat ekspresi gembiranya Ru.
Bi, suami saya, sebenarnya kurang suka dengan pantai Anyer. Tapi dia jadi senang melihat anaknya riang. Hihihi, emang campur-campur perasaan kalau sudah punya anak.
Moral, Tips, & Trik
-Anyer cocok untuk alternatif liburan untuk anak-anak supaya lebih dekat dengan alam. Tapi kalau untuk liburan cantik ala orang dewasa sebaiknya ke pantai lain saja.
-Kabar baiknya, sekarang tol Jakarta-meraknya sudah bagus (dulu sempat rusak berat) dan sedang diperlebar. Jakarta-Anyer jadi hanya 3-3,5 jam saja saat saya ke sana.
Komentar
Posting Komentar