Langsung ke konten utama

Universal Studio Japan, Kurang Cocok untuk Balita

Universal Studio Japan (USJ) adalah tempat terakhir yang kami kunjungi di trip Korea-Jepang. Di sini, adik-adik sepupu saya puas bermain dan pulang dengan senyum lebar di akhir hari. Sayangnya itu tidak terjadi dengan saya dan Bi. Universal Studio kurang cocok untuk anak-anak usia 2 tahun ke bawah seperti Ru.

Tiket masuk untuk dewasa (12-64 tahun) saat saya berkunjung adalah 7,400 yen (sekitar 880 ribu rupiah, di kurs hari ini). Jelas bukan jumlah yang sedikit. Anak-anak dibawah 4 tahun tidak dikenakan biaya masuk. Awalnya saya cukup antusias, mengingat Ru bisa bermain banyak wahana di Disneyland Hong Kong tahun lalu, saat usianya baru satu tahun. Syaratnya hanya sudah bisa duduk tegak dan tidak tidur. Ternyata di USJ tidak demikian. Kebanyakan wahana menetapkan tinggi minimal 92 cm, 102 cm, dan 107 cm. Saat kami berkunjung tinggi Ru baru 90 cm dan dia pun ditolak untuk naik wahana yang tampaknya tidak berbahaya sekalipun.

Saya dan Bi akhirnya hanya menemani Ru untuk bermain permainan bebas antrian yang tidak spesial. Juga hanya naik satu wahana untuk orang dewasa karena sulit jika harus bergantian dan berpisah mengingat pemancar wi fi kami hanya satu untuk bersama.

The Wizarding World of Harry Potter
Untunglah ada area Harry Potter, sehingga saya tidak sedih-sedih amat. Di sini Ru sempat tertidur sehingga saya dan Bi berhasil naik Harry Potter and The Forbidden Journey 4K3D. Juga satu-satunya wahana sesunggungnya yang kami naiki. Mama saya suka sekali wahana ini. Menurut saya seru tapi bukan yang membuat saya senang sampai beberapa jam ke depan.

Di area ini kami sempat masuk ke Ollivianders dan Hogwarts Castle Walk, keduanya sama-sama menawarkan pengalaman ruang dunia Harry Potter dipadu teatrikal dan hologram. Hanya jalan kaki masuk ruangan, tapi tidak naik wahana. Juga sempat mencoba minum Butter Beer sambil menonton pertunjukan street entertainment. Tenang, Butter Beer-nya bukan bir sebenarnya, cuma minuman bersoda. Menurut adik dan keluarga saya enak sekali. Rasanya lucu, tapi saya ga suka soda.


Salju tapi panas. Kalau datangnya pas musim dingin lebih seru mungkin.

Universal Wonderland 
Area Universal Wonderland adalah area khusus bocah. Di sini Ru bekunjung ke Snoopy Studio, isinya berbagai permainan bertema Snoopy di dalam ruangan. Mainan paling seru di sini adalah roller coaster kecil Snoopy, salah satu mainan favorit saya waktu saya ke sini saat SMA. Tapi Ru tentunya tidak boleh naik.

Selain itu Ru lebih banyak main di Sesame Street Fun World. Isinya macam-macam. Favorit Ru adalah air mancur yang keluarnya berganti-ganti.

Setelah Ru puas main kami hanya keliling-keliling saja liat souvenir. Pasrah ga bisa main yang seru-seru.



Di dalam Snoopy Studio.

Akhirnya ada yang boleh dinaikin sama Ru. Tapi bocahnya ga kelihatan di foto karena kecil.

Mobilnya ga bisa jalan.




Airnya keluarnya ganti-ganti, Ru serius lagi mencoba memahami polanya. 

Child Switch
Ternyata setelah saya baca di website-nya ada layanan yang namanya Child Switch. Jadi layanan ini memperbolehkan pengunjung yang membawa anak-anak yang tidak memenuhi kriteria untuk bisa bermain secara bergantian tanpa harus mengantri dua kali. Untuk detailnya silahkan tanya petugas di sana, begitu kata websitenya. Mungkin bisa dicoba.

Moral, Tips, & Trik
- Kalau mau ke USJ dengan anak dan gamau rugi, paling tidak tinggi anak 92 cm. Kalau bisa malah 107 cm, karena 92 cm pun wahana yang bisa dimainkan terbatas.

- Ga papa bawa balita asal ada yang bisa dititip selama bapak-ibunya main. Tapi karena kami sangat child-oriented jadi kayaknya opsi ini juga kurang menyenangkan.

- Sebenarnya Ru senang-senang saja main di sini, tapi permainan yang dia mainkan ga jauh beda sama yang biasa di mal. Cuma lebih keren sedikit. Mengingat tiket masuk orang tuanya 16x kalau main di Mal, tentunya jadi ga ekonomis. Ga papa sih kalau uangnya banyak banget.








BONUS: Hotel Keihan Universal Tower
Demi puas main seharian di USJ kami menginap di Hotel Keihan Universal Tower di area USJ. Sehingga tinggal berjalan kaki untuk pergi dan pulang ke USJ. Kelebihannya bisa puas pulang sampai USJ nya benar-benar tutup karena tidak perlu takut ketinggalan kereta dan ga perlu energi ekstra untuk pulang.

Desain hotelnya biasa saja, tapi menu sarapannya macam-macam sekali dan ada children corner isinya makanan manis-manis buat anak-anak. Yang saya suka di sini anak-anak sangat dianggap. Saat sarapan Ru duduk di junior chair. Kalau di Indonesia hampir ga pernah ketemu restauran yang punya junior chair, adanya baby chair. Bagi yang ga tau, junior chair itu untuk anak-anak 2-4 tahun, yang sudah terlalu besar untuk duduk di baby chair. Selain itu juga disediakan piring dan sendok makan khusus anak-anak. Jepang child-friendly sekali ya.

Komentar

  1. baru mau komen... kan ada child switch.. hehehe.

    universal studio emang gak cocok buat anak2 kecil makanya dia ada child switch itu... :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya nih taunya telat. beda banget ternyata ke theme park sama anak dan ngga. hehe.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Restoran Kluwih Sunda Authentic, Bogor

Kalau kebanyakan orang ke restoran karena ingin makanannya, saya dan Bi ke Kluwih karena ingin lihat desainnya. Sebab restoran ini adalah salah satu finalis Himpunan Desain Interior Indonesia (HDII) Award 2017. Sebenarnya pemenangnya, Lemongrass, juga berlokasi di Bogor, namun jaraknya lebih jauh dari hotel tempat kami menginap, Ibis-style Bogor . Kami sengaja datang ke sini untuk makan malam supaya lampu-lampunya menyala. Asumsinya rumah makan sunda ini lebih bagus di waktu malam.

Beli Buku Impor Tanpa Ongkos Kirim

'Selamat Tahun Baru!' Walau sudah kelewat lebih dari dua minggu, tapi ini tulisan pertama saya di tahun ini. Jadi gapapa ya telat.  Mari mengawali tahun ini dengan senang hati. Saya memang lagi senang karena buku pesanan saya via online akhirnya datang juga. Biasanya saya beli buku impor di toko buku seperti Aksara dan teman-temannya. Tapi kadang, buku yang saya pengen ga ada dimana-mana. Mau beli di Amazon juga ga ngerti caranya, takutnya malah mahal kena pajak dan lain-lain. Sekitar dua tahun lalu, teman kerja saya waktu itu pernah cerita tentang hobinya beli buku online. "Kalau gw sering belinya di Book Depository, di sana gratis ongkos kirim ke seluruh dunia." "Woow," pikir saya waktu itu, tapi entah kenapa belum-belum juga nyoba beli di sana.  Desember kemarin, setelah ga berhasil menemukan buku yang saya mau di toko buku, saya akhirnya memutuskan untuk mencoba Book Depository. Cara pesannya super gampang. Tinggal buat  account , terus pi...

Perlukah Insisi Tongue Tie

Ru sudah bukan bayi lagi, tapi pengalaman menjadi ibu baru dan mengurus bayi sangat membekas bagi saya. Itulah mengapa sekali-kali saya bercerita cerita lampau di sini. Siapa tahu ada ibu baru yang mengalami hal serupa dan bisa belajar dari pengalaman saya. Salah satunya adalah tentang tongue tie , salah satu hal yang sempat ditanyakan beberapa teman saya paska melahirkan. Hampir tiga tahun lalu Ru lahir di Rumah Sakit Puri Cinere. Rumah sakit ini pro ASI. Setelah melahirkan, saya dan Ru tidak hanya dikunjungi oleh dokter kandungan dan dokter anak, tapi juga dokter laktasi. Dokter spesialis menyusui datang dan memeriksa apakah cara menyusu bayi sudah benar dan adakah masalah dalam menyusui. Juga mengajarkan posisi menyusui yang benar. Benar-benar membantu karena menyusui itu ternyata tidak semudah kelihatannya. Beberapa hari setelah Ru lahir puting payudara saya lecet (maaf agak vulgar). Menurut dokter laktasi, setelah memeriksa mulut Ru, hal itu disebabkan Ru mengalami tongue ti...