Langsung ke konten utama

Pantai Tanjung Tinggi, Belitung


Kadang saya suka mikir kok saya asal banget ya makein Ru baju. Misalnya waktu main ke Pantai Tanjung Tinggi. Ru pakai kaos yang udah melar, sampe ga ada bedanya sama anak kampung sini kayaknya.

Sebagai pembelaan, main di Pantai Tanjung Tinggi agak spontan. Gara-gara adik sepupu saya bersikeras mau melihat pantai tempat shooting laskar pelangi. Padahal hari sudah sore, tapi ternyata sempat juga main sebentar sebelum gelap. Jadi saya sengaja makein Ru baju butut aja biar bisa main bebas di pantai. Lagian ga ada yang kenal ini di Belitung. Haha, tapi saya lupa kalau saya pengen tulis di blog.








Pantai Tanjung Tinggi ini cantik sekali. Ru (1 tahun 11 bulan) senangnya bukan main. Berkali-kali lipat lebih senang main di sini daripada di semua playground yang pernah Ru datangi. Ini membuktikan kalau korelasi antara baju butut dan kebahagiaan buat anak cowo umur satu tahun itu ga ada.

Cerita kali ini memang pendek dan kurang banyak informasinya, tapi karena ini adalah tempat terakhir yang saya datangi di acara jalan-jalan ke Belitung kali ini, jadi sayang kalau ga ditulis. Bye bye Belitung, sampai ketemu lain waktu! I love you.

Moral, Tips, & Trik
- Harus banget ke pantai Tanjung Tinggi kalau ke Belitung. Terasa banget di Belitung karena bebatuan besarnya.

- Mungkin saya harus lebih mikir kalau pakein Ru baju.


SELANJUTNYA >> Pantai Tanjung Tinggi (Part II)
SEBELUMNYA >> Pulau Lengkuas, Belitung
MULAI DARI SINI >> Itinerary 3 Hari 3 Malam di Belitung

Komentar

  1. lucu banget ya batunya gede2 banget gitu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya.. bisa dinaikin juga asal ati2, takut kepeleset

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Restoran Kluwih Sunda Authentic, Bogor

Kalau kebanyakan orang ke restoran karena ingin makanannya, saya dan Bi ke Kluwih karena ingin lihat desainnya. Sebab restoran ini adalah salah satu finalis Himpunan Desain Interior Indonesia (HDII) Award 2017. Sebenarnya pemenangnya, Lemongrass, juga berlokasi di Bogor, namun jaraknya lebih jauh dari hotel tempat kami menginap, Ibis-style Bogor . Kami sengaja datang ke sini untuk makan malam supaya lampu-lampunya menyala. Asumsinya rumah makan sunda ini lebih bagus di waktu malam.

Playground: Kidzoona, AEON, BSD

Libur pemilu kemarin Ru main di AEON BSD sama sepupu-sepupunya, Freya dan Cleo. Tiba-tiba ke AEON karena uyutnya Ru yang lagi jalan-jalan ke sana dan pasti seneng kalau cicitnya ikut gabung. Akhirnya tiga bocah itu dibolehin main di playground karena bingung juga mau ngapain. Mainnya di Kidzoona, supaya eyang uyut bisa nontonin dari luar. Kalau Playtime dan Miniapolis tertutup jadi ga bisa dilihat anaknya lagi main apa. Kidzoona ada di dalam department store AEON bagian anak-anak di lantai 2. Tepatnya berada di ujung paling dalam. Harga Tiket dan Member Untuk main di sini ada dua pilihan waktu: 1 jam atau satu hari. Biayanya 80 ribu untuk satu jam dan 130 ribu untuk satu hari pada weekend atau hari libur. Sementara di hari kerja biayanya 50 ribu dan 80 ribu saja. Saran saya jangan pilih tiket satu hari kalau weekend . Selain mahal, playground -nya ramai.

Naik Excavator di Builder’s Zone Amazone, AEON BSD

Sejak kemunculan Kids@work di Gandaria City tiba-tiba saja mainan kendaraan konstruksi jadi mudah ditemukan. Salah satunya di AEON BSD. Builder’s Zone namanya. Sebenarnya Ru (3 tahun) sudah beberapa kali main di sini, tapi baru sekarang saya pengen nulis tentang playground ini. Biaya dan Sistem Bermain Builder’s Zone merupakan bagian dari playground Amazone. Namun di AEON lokasinya terpisah. Untuk main di sini menggunakan kartu Amazone. Satu kali bermain biayanya 20 ribu. Caranya tinggal digesek di sisi kendaraan mainan, sama seperti mainan lainnya di Amazone.