Langsung ke konten utama

Berkunjung ke Dongdaemun Design Plaza by Zaha Hadid

Ini adalah malam terakhir saya dan keluarga di Seoul. Setelah mengunjungi Gyeongbokgung Palace, Insadong, Dongadaemun Toys Street, dan Myeongdong Street Market, kami segera bergegas menuju Dongdaemun Design Plaza. Takut terlalu malam.

Salah satu landmark kota Seoul ini adalah rancangan Zaha Hadid. Walaupun sering sekali melihat karya-karya Zaha Hadid di berbagai media, Saya dan suami, Bi, belum pernah berkunjung secara langsung.

Wow! Emang ya kalau dirancang sama arsitek top memang beda. Pengalaman yang sulit digambarkan dengan kata-kata. Selain bentuknya yang sangat futuristik kami mengagumi bagaimana seorang arsitek bisa meyakinkan kliennya untuk menerima rancangan yang tidak biasa. Tentu tidak biasa lazimnya berbanding lurus dengan biaya yang lebih tinggi.

Designer Gallery Shop
Selain bangunannya saya suka sekali dengan barang-barang yang dijual di dalam. Sayangnya karena terlalu malam toko-tokonya tutup ketika kami baru lihat kurang dari setengah jam. Saya ga sempat beli apa-apa. Sebenarnya juga karena harganya ga murah.





Kehidupan Malam
Berbeda dengan dengan toko-toko di dalam yang sudah tutup, di bagian luar Dongdaemun Design Plaza masih penuh dengan kehidupan. Ada bazaar dan acara musik yang ramai dengan anak-anak muda.

Kami cuma lihat-lihat sepintas dan memutuskan untuk kembali ke hotel saja. Sadar diri kalau sudah tidak muda lagi, haha ngga deng. Sadar diri kalau kami bawa anak dua tahun yang sudah ngantuk dan di luar angin sekali.

Saatnya mengucapkan selamat tinggal. Bye bye Seoul! Kota yang saya kira biasa saja tapi ternyata menyenangkan.

Moral, Tips, & Trik
- Untung ga semua arsitek bisa bikin bangunan kaya Zaha Hadid, kalau iya bisa-bisa interior designer ga diperluin karena interiornya benar-benar 'less is more'. Nanti kami makan apaaa.

- Jangan datang kemaleman kalau mau puas lihat-lihat designer shop di dalamnya. Tapi ga ada kata kemaleman untuk menikmati bangunan yang hidup 24 jam ini.

MULAI DARI SINI >> Itinerary 2 Hari di Seoul, Korea

Komentar

  1. Keren banget ya bangunan nya...
    Btw Salam kenal balik ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah makasi kunjungan baliknya. :) Kirain tadi ga berhasil komen di blog nya ko arman.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Restoran Kluwih Sunda Authentic, Bogor

Kalau kebanyakan orang ke restoran karena ingin makanannya, saya dan Bi ke Kluwih karena ingin lihat desainnya. Sebab restoran ini adalah salah satu finalis Himpunan Desain Interior Indonesia (HDII) Award 2017. Sebenarnya pemenangnya, Lemongrass, juga berlokasi di Bogor, namun jaraknya lebih jauh dari hotel tempat kami menginap, Ibis-style Bogor . Kami sengaja datang ke sini untuk makan malam supaya lampu-lampunya menyala. Asumsinya rumah makan sunda ini lebih bagus di waktu malam.

Beli Buku Impor Tanpa Ongkos Kirim

'Selamat Tahun Baru!' Walau sudah kelewat lebih dari dua minggu, tapi ini tulisan pertama saya di tahun ini. Jadi gapapa ya telat.  Mari mengawali tahun ini dengan senang hati. Saya memang lagi senang karena buku pesanan saya via online akhirnya datang juga. Biasanya saya beli buku impor di toko buku seperti Aksara dan teman-temannya. Tapi kadang, buku yang saya pengen ga ada dimana-mana. Mau beli di Amazon juga ga ngerti caranya, takutnya malah mahal kena pajak dan lain-lain. Sekitar dua tahun lalu, teman kerja saya waktu itu pernah cerita tentang hobinya beli buku online. "Kalau gw sering belinya di Book Depository, di sana gratis ongkos kirim ke seluruh dunia." "Woow," pikir saya waktu itu, tapi entah kenapa belum-belum juga nyoba beli di sana.  Desember kemarin, setelah ga berhasil menemukan buku yang saya mau di toko buku, saya akhirnya memutuskan untuk mencoba Book Depository. Cara pesannya super gampang. Tinggal buat  account , terus pi...

Perlukah Insisi Tongue Tie

Ru sudah bukan bayi lagi, tapi pengalaman menjadi ibu baru dan mengurus bayi sangat membekas bagi saya. Itulah mengapa sekali-kali saya bercerita cerita lampau di sini. Siapa tahu ada ibu baru yang mengalami hal serupa dan bisa belajar dari pengalaman saya. Salah satunya adalah tentang tongue tie , salah satu hal yang sempat ditanyakan beberapa teman saya paska melahirkan. Hampir tiga tahun lalu Ru lahir di Rumah Sakit Puri Cinere. Rumah sakit ini pro ASI. Setelah melahirkan, saya dan Ru tidak hanya dikunjungi oleh dokter kandungan dan dokter anak, tapi juga dokter laktasi. Dokter spesialis menyusui datang dan memeriksa apakah cara menyusu bayi sudah benar dan adakah masalah dalam menyusui. Juga mengajarkan posisi menyusui yang benar. Benar-benar membantu karena menyusui itu ternyata tidak semudah kelihatannya. Beberapa hari setelah Ru lahir puting payudara saya lecet (maaf agak vulgar). Menurut dokter laktasi, setelah memeriksa mulut Ru, hal itu disebabkan Ru mengalami tongue ti...