Langsung ke konten utama

Museum Tanjung Pandan, Belitung

museum tanjung pandan belitung
Setelah mendarat dan sarapan, saya dan keluarga berkunjung ke Museum Tanjung Pandan. Museum ini berisi berbagai hal yang berkaitan dengan pulau Belitung. Desainnya tipikal desain museum Indonesia yang belum direnovasi. Satu-satunya bagian yang cukup terdesain adalah ruang pamer berisi peninggalan kapal karam di sekitar Pulau Belitung.

Cara terbaik menikmati museum ini adalah mendengarkan cerita dari bapak pemandu. Sebab jika lihat-lihat sendiri agak sulit mendapat informasi. Salah satu cerita yang menarik bagi saya adalah tentang harta karun yang ditemukan bersama kapal-kapal karam di sana. Harta karun tersebut kemudian entah diambil siapa paska penemuannya. Sedih ya denger cerita orang segitunya banget sama harta.

Sejujurnya saya tidak terlalu fokus mendengarkan bapak pemandu. Maklum, Ru (hampir 2 tahun) malah sibuk sendiri ke sana ke mari. Jadi saya pun harus mengikuti Ru dan mendengar ceritanya sepenggal-sepenggal. Ru bahkan berlari ke halaman belakang Museum sebelum bapak pemandu selesai menceritakan semuanya.

jalan-jalan dengan anak ke museum tanjung pandan belitung

pameran kapal karam museum tanjung pandan belitung

meriam di museum tanjung pandan belitung


Tempat Bermain
Museum Tanjung Pandan tidak terlalu besar. Namun memiliki halaman belakang yang sangat luas. Di halaman tersebut terdapat kebun tempat bermain untuk anak-anak dan kebun binatang mini.

Berada di halaman belakang Museum Tanjung Pandan membuat saya merasa ada di tahun 90-an. Entah sebenarnya dibuat tahun berapa, namun mainan yang ada di sini mengingatkan saya pada tempat bermain saat saya kecil dulu. Sebagian besar sudah rusak karena tidak terawat. Hanya ada beberapa yang masih bisa dimainkan. Saya membayangkan seperti apa tempat ini dimasa jayanya. Apakah ramai ataukah sesepi saat saya mengunjunginya.

ayunan di halaman museum tanjung pandan belitung

perosotan kelinci museum tanjung pandan belitung

bermain dengan anak di museum tanjung pandan belitung

Kebun Binatang Mini dan Buaya Laskar Pelangi
Museum ini juga terkenal dengan kebun bintang mininya. Yang paling terkenal adalah buaya Laskar Pelangi. Tapi saya ragu kalau buaya ini adalah buaya yang sama dengan yang diceritakan di buku Laskar Pelangi. Saya gagal mau foto si buaya. Buayanya ada di air keruh dan bagian atas pagarnya berupa jalinan kawat. Selain buaya ada juga beberapa ekor burung dan ikan di dalam kandang-kadang sederhana yang serupa.

Binatang yang ada di kebun binatang mini ini juga cukup kasihan. Karena kandangnya sangat sederhana, mereka terlihat kesepian. Tapi mungkin saya saja yang terlalu perasa, mana tahu perasaan binatang yang sebenarnya. Apalagi saya bukan pencinta binatang.

Di luar semua rasa kasian saya, Ru senang berada di sini. Tempat baru hampir tidak pernah gagal membuat Ru tertawa dan berlari-lari riang. Saya jadi tertular ikut senang.

kebun binatang museum tanjung pandan belitung

burung di museum tanjung pandan & zoo belitung

Moral, Tips, & Trik
- Semoga museum dan kebun binatang mininya bisa direnovasi agar tidak terlihat kuno dan lebih menarik untuk wisatawan. Juga supaya binatangnya bisa lebih bahagia.

- Alamat: Jalan Melati No.41A Tanjung Pandan, Belitung
Telpon: (0627) 1922968


SELANJUTNYA >> Pantai Nyiur Melambai, Pantai Olivier, dan Anniversary
SEBELUMNYA >> Itinerary 3 Hari 3 Malam di Belitung

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Restoran Kluwih Sunda Authentic, Bogor

Kalau kebanyakan orang ke restoran karena ingin makanannya, saya dan Bi ke Kluwih karena ingin lihat desainnya. Sebab restoran ini adalah salah satu finalis Himpunan Desain Interior Indonesia (HDII) Award 2017. Sebenarnya pemenangnya, Lemongrass, juga berlokasi di Bogor, namun jaraknya lebih jauh dari hotel tempat kami menginap, Ibis-style Bogor . Kami sengaja datang ke sini untuk makan malam supaya lampu-lampunya menyala. Asumsinya rumah makan sunda ini lebih bagus di waktu malam.

Beli Buku Impor Tanpa Ongkos Kirim

'Selamat Tahun Baru!' Walau sudah kelewat lebih dari dua minggu, tapi ini tulisan pertama saya di tahun ini. Jadi gapapa ya telat.  Mari mengawali tahun ini dengan senang hati. Saya memang lagi senang karena buku pesanan saya via online akhirnya datang juga. Biasanya saya beli buku impor di toko buku seperti Aksara dan teman-temannya. Tapi kadang, buku yang saya pengen ga ada dimana-mana. Mau beli di Amazon juga ga ngerti caranya, takutnya malah mahal kena pajak dan lain-lain. Sekitar dua tahun lalu, teman kerja saya waktu itu pernah cerita tentang hobinya beli buku online. "Kalau gw sering belinya di Book Depository, di sana gratis ongkos kirim ke seluruh dunia." "Woow," pikir saya waktu itu, tapi entah kenapa belum-belum juga nyoba beli di sana.  Desember kemarin, setelah ga berhasil menemukan buku yang saya mau di toko buku, saya akhirnya memutuskan untuk mencoba Book Depository. Cara pesannya super gampang. Tinggal buat  account , terus pi...

Perlukah Insisi Tongue Tie

Ru sudah bukan bayi lagi, tapi pengalaman menjadi ibu baru dan mengurus bayi sangat membekas bagi saya. Itulah mengapa sekali-kali saya bercerita cerita lampau di sini. Siapa tahu ada ibu baru yang mengalami hal serupa dan bisa belajar dari pengalaman saya. Salah satunya adalah tentang tongue tie , salah satu hal yang sempat ditanyakan beberapa teman saya paska melahirkan. Hampir tiga tahun lalu Ru lahir di Rumah Sakit Puri Cinere. Rumah sakit ini pro ASI. Setelah melahirkan, saya dan Ru tidak hanya dikunjungi oleh dokter kandungan dan dokter anak, tapi juga dokter laktasi. Dokter spesialis menyusui datang dan memeriksa apakah cara menyusu bayi sudah benar dan adakah masalah dalam menyusui. Juga mengajarkan posisi menyusui yang benar. Benar-benar membantu karena menyusui itu ternyata tidak semudah kelihatannya. Beberapa hari setelah Ru lahir puting payudara saya lecet (maaf agak vulgar). Menurut dokter laktasi, setelah memeriksa mulut Ru, hal itu disebabkan Ru mengalami tongue ti...