Langsung ke konten utama

Weekend: Cirebon


Akhir tahun salah seorang teman dekat Bi menikah di Kuningan, Jawa Barat. Kami pun memanfaatkan momen ini untuk sekalian jalan-jalan ke Cirebon. Sekaligus mencoba tol Cipali yang masih lumayan baru itu. Terakhir kali ke Cirebon sama-sama waktu jaman kuliah dulu dalam rangka kunjungan ke pabrik rotan Yamakawa. Artinya sudah lama sekali bagi saya, dan sangat sangat sangat lama sekali buat Bi. Hehe.

Hari sabtu kami hanya ke kondangan, jadi berikut cerita satu hari jalan-jalan di Cirebon.

Pagi-pagi kami pergi menuju Taman Sari atau Gua Sunyarangi. Tempatnya dekat dengan pusat kota dan kami pun sudah bisa melihat gua-gua batu dari jalan. Karena  baru pertama kali, kami kemudian tidak bisa menemukan pintu masuknya, dan karena cuaca lumayan panas akhirnya langsung lanjut ke tujuan berikutnya. Yang penting sudah lihat dari luar. Pembelaan dua manusia mudah menyerah dan ga mau panas. Haha.

Keraton Kasepuhan Cirebon
Setelah gagal ke gua Sunyarangi kami pun pergi ke Keraton Kesepuhan. Ketika sampai, Ru (19 bulan) tidur. Untung bawa stroller jadi anaknya tinggal didorong aja. 


Keraton ini menyediakan jasa tour guide yang tidak kami gunakan karena cuma pergi bertiga dan ga tau berapa bayarnya. Efeknya kami bertiga ketika keluar tetap tidak nambah ilmu dan ga tau sama sekali cerita tentang keraton ini kecuali yang terlihat oleh mata. Salah satu hal yang saya suka adalah desain keramik keramik yang dipasang di dinding keraton. 

Di dalam keraton ini juga terdapat beberapa museum yang memamerkan barang-barang milik Kesepuhan Cirebon. Sayangnya menurut saya interior museumnya tidak bagus dan kuno sekali. Sedih deh lihatnya. 

Satu hal yang menarik perhatian saya, di museum ini pengunjung suka meninggalkan uang di beberapa benda pamer. Saya ga ngerti sih itu untuk semacam sesajen atau ngasih yang jaga. Harusnya sih sesajen ya.



Setelah masuk semua museum akhirnya Ru bangun. Di sini, hiburan untuk anak-anak adalah lari-lari di halaman belakang sambil main sama ayam. Ru hampir diserang ibu ayam karena dikira mau gangguin anak-anaknya.

Oleh-oleh Cirebon, Sinta Manisan
Walaupun kunjungan ke Cirebon kali ini lumayan singkat kami sempat mampir ke toko manisan untuk beli oleh-oleh. Toko manisan ini lumayan lengkap dan harganya untuk beberapa item agak lebih murah dari toko manisan di Bandung. 

Rumah Makan Klapa Manis
Sebelum pulang ke Jakarta, kami makan siang dulu di Rumah Makan Klapa Manis. Dari segi menu dan rasa menurut saya lumayan. Restauran ini menyajikan masakan sunda, bukan makanan khas Cirebon. 

Kelebihannya,rumah makan ini menawarkan pemandangan kota Cirebon karena lokasinya yang tinggi. Dibangun di atas lahan berkontur, ketika masuk seakan hanya satu tingkat saja. Namun ternyata di bawahnya ada banyak lantai lagi. Kami sempat numpang salat sehingga sekalian main dan foto-foto di lantai bawah.



Akomodasi, Hotel Batiqa
Hotel berbintang tiga ini menurut saya sesuai lah sama bintangnya. Ga kurang ga lebih. Desainnya cukup kekinian. Pas kalau untuk sekedar tidur. Sarapannya menurut saya juga ga spesial, tapi juga ga buruk.

Berhubung saat malam saya dan Ru sudah kelelahan, saya pesan empal gentong untuk makan malam di hotel saja. Rasanya lumayan menurut saya. Lumayan menghibur untuk yang ga bisa makan di luar.

Saya ga sempet foto kamarnya. Sumber: Batiqa


Moral, Tips, & Trik
- Cirebon ga begitu ada apa-apa ternyata. Oke sih kalau cuma sebentar, kalau lama bingung juga kayaknya mau ngapain.

- Untuk liburan anak, kalau untuk seumuran Ru (19 bulan), ga ada yang spesial. Pemandangan baru aja.

- Rumah Makan Klapa Manis cocok dikunjungi di malam hari. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Restoran Kluwih Sunda Authentic, Bogor

Kalau kebanyakan orang ke restoran karena ingin makanannya, saya dan Bi ke Kluwih karena ingin lihat desainnya. Sebab restoran ini adalah salah satu finalis Himpunan Desain Interior Indonesia (HDII) Award 2017. Sebenarnya pemenangnya, Lemongrass, juga berlokasi di Bogor, namun jaraknya lebih jauh dari hotel tempat kami menginap, Ibis-style Bogor . Kami sengaja datang ke sini untuk makan malam supaya lampu-lampunya menyala. Asumsinya rumah makan sunda ini lebih bagus di waktu malam.

Playground: Kidzoona, AEON, BSD

Libur pemilu kemarin Ru main di AEON BSD sama sepupu-sepupunya, Freya dan Cleo. Tiba-tiba ke AEON karena uyutnya Ru yang lagi jalan-jalan ke sana dan pasti seneng kalau cicitnya ikut gabung. Akhirnya tiga bocah itu dibolehin main di playground karena bingung juga mau ngapain. Mainnya di Kidzoona, supaya eyang uyut bisa nontonin dari luar. Kalau Playtime dan Miniapolis tertutup jadi ga bisa dilihat anaknya lagi main apa. Kidzoona ada di dalam department store AEON bagian anak-anak di lantai 2. Tepatnya berada di ujung paling dalam. Harga Tiket dan Member Untuk main di sini ada dua pilihan waktu: 1 jam atau satu hari. Biayanya 80 ribu untuk satu jam dan 130 ribu untuk satu hari pada weekend atau hari libur. Sementara di hari kerja biayanya 50 ribu dan 80 ribu saja. Saran saya jangan pilih tiket satu hari kalau weekend . Selain mahal, playground -nya ramai.

Naik Excavator di Builder’s Zone Amazone, AEON BSD

Sejak kemunculan Kids@work di Gandaria City tiba-tiba saja mainan kendaraan konstruksi jadi mudah ditemukan. Salah satunya di AEON BSD. Builder’s Zone namanya. Sebenarnya Ru (3 tahun) sudah beberapa kali main di sini, tapi baru sekarang saya pengen nulis tentang playground ini. Biaya dan Sistem Bermain Builder’s Zone merupakan bagian dari playground Amazone. Namun di AEON lokasinya terpisah. Untuk main di sini menggunakan kartu Amazone. Satu kali bermain biayanya 20 ribu. Caranya tinggal digesek di sisi kendaraan mainan, sama seperti mainan lainnya di Amazone.