Langsung ke konten utama

My Cactus-Succulent Family

Akhirnya saya berhasil move on. Hahaha. Bukan, bukan, ini bukan tentang percintaan atau apa tapi tentang kaktus. Masih inget cerita saya tentang My Cactus Tale? Kalau inget syukur, kalo ngga ya juga ga papa. Intinya, setelah beberapa kali gagal merawat kaktus, sekarang saya sudah punya kaktus baru!

Libur lebaran kemarin, saya dan keluarga jalan-jalan ke Bandung dan Lembang. Berkat cerita dari teman saya mas Agah, saya membawa keluarga saya mampir ke Rumah Bunga Rizal di Lembang. Tempat ini adalah tempat pengembangbiakan anggrek dan kaktus yang kemudian dibuka jadi tempat wisata.

Aneka ragam kaktus dan sukulen, sampai bingung liatnya


Karena kaktus dan sukulen (secara teori) lumayan mudah dirawat, harganya murah, dan bentuknya lucu-lucu, kami berakhir beli satu atau dua setiap orang. Keluarga saya bertambah deh dengan lima kaktus dan tiga sukulen. Welcome to our family! Mari sini saya perkenalkan.


Mama dan Damon si kaktus // Ade saya, si kaktus kelinci, dan sukulen tanpa nama

Si suami dengan Janome dan Manoj the succulent // Saya dan si Bos the cactus

Kakak ipar dan Geox si Kaktus // Kakak saya dan kaktus bernama Zara

Selain yang kita beli ini masih banyak jenis kaktus lainnya di sana. Fyi kaktus saya paling mahal harganya, dua puluh lima ribu. Saya juga ga tau kenapa. Yang lain harganya lima sampai lima belas ribu. Awalnya adik saya mau beli kaktus jenis lain, tapi ternyata itu kaktus langka yang harganya 150 ribu, hehe.

Walaupun di-posting tentang kaktus sebelumnnya saya sudah pernah nulis tentang tips merawat kaktus, tapi karena kemarin saya dikasih tips lebih detailnya dari Rumah Bunga Rizal jadi saya kasih lagi ya.


Tips Merawat Kaktus Ala Rumah Bunga Rizal

- Simpan di tempat terang, karena tanaman kaktus menyukai banyak cahaya matahari. Minimal 5 jam sehari.

- Kebutuhan air: siram bila media tanam sudah kering, sampai basah (air siraman keluar dari lubang pot). Penyiraman berikutnya tergantung cuaca dan penguapan, biasanya 2-3x seminggu.

- Kebutuhan pupuk: larutkan pupuk pertumbuhan 1 sendok teh/ 4 liter air, kemudian siramkan pada media secukupnya dengan interval 2 minggu skali. (Kata mang nya pakainya pupuk urea)

- Pengendalian/pencegahan hama dan penyakit: larutkan Fungisida + Supracide + larutkan dalam air, kemudian semprotkan pada seluruh bagian tanaman dengan interval 2 minggu sekali. (Ini saya juga ga ngerti hehe)

- Perbanyakan: dengan stek dan biji

Selamat berkebun dan sukses! (ini juga dari lembaran tipsnya, bukan kata saya)



*Photo by lala and me

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Restoran Kluwih Sunda Authentic, Bogor

Kalau kebanyakan orang ke restoran karena ingin makanannya, saya dan Bi ke Kluwih karena ingin lihat desainnya. Sebab restoran ini adalah salah satu finalis Himpunan Desain Interior Indonesia (HDII) Award 2017. Sebenarnya pemenangnya, Lemongrass, juga berlokasi di Bogor, namun jaraknya lebih jauh dari hotel tempat kami menginap, Ibis-style Bogor . Kami sengaja datang ke sini untuk makan malam supaya lampu-lampunya menyala. Asumsinya rumah makan sunda ini lebih bagus di waktu malam.

Beli Buku Impor Tanpa Ongkos Kirim

'Selamat Tahun Baru!' Walau sudah kelewat lebih dari dua minggu, tapi ini tulisan pertama saya di tahun ini. Jadi gapapa ya telat.  Mari mengawali tahun ini dengan senang hati. Saya memang lagi senang karena buku pesanan saya via online akhirnya datang juga. Biasanya saya beli buku impor di toko buku seperti Aksara dan teman-temannya. Tapi kadang, buku yang saya pengen ga ada dimana-mana. Mau beli di Amazon juga ga ngerti caranya, takutnya malah mahal kena pajak dan lain-lain. Sekitar dua tahun lalu, teman kerja saya waktu itu pernah cerita tentang hobinya beli buku online. "Kalau gw sering belinya di Book Depository, di sana gratis ongkos kirim ke seluruh dunia." "Woow," pikir saya waktu itu, tapi entah kenapa belum-belum juga nyoba beli di sana.  Desember kemarin, setelah ga berhasil menemukan buku yang saya mau di toko buku, saya akhirnya memutuskan untuk mencoba Book Depository. Cara pesannya super gampang. Tinggal buat  account , terus pi...

Perlukah Insisi Tongue Tie

Ru sudah bukan bayi lagi, tapi pengalaman menjadi ibu baru dan mengurus bayi sangat membekas bagi saya. Itulah mengapa sekali-kali saya bercerita cerita lampau di sini. Siapa tahu ada ibu baru yang mengalami hal serupa dan bisa belajar dari pengalaman saya. Salah satunya adalah tentang tongue tie , salah satu hal yang sempat ditanyakan beberapa teman saya paska melahirkan. Hampir tiga tahun lalu Ru lahir di Rumah Sakit Puri Cinere. Rumah sakit ini pro ASI. Setelah melahirkan, saya dan Ru tidak hanya dikunjungi oleh dokter kandungan dan dokter anak, tapi juga dokter laktasi. Dokter spesialis menyusui datang dan memeriksa apakah cara menyusu bayi sudah benar dan adakah masalah dalam menyusui. Juga mengajarkan posisi menyusui yang benar. Benar-benar membantu karena menyusui itu ternyata tidak semudah kelihatannya. Beberapa hari setelah Ru lahir puting payudara saya lecet (maaf agak vulgar). Menurut dokter laktasi, setelah memeriksa mulut Ru, hal itu disebabkan Ru mengalami tongue ti...