Langsung ke konten utama

Solo - Minggu Pagi

Cerita ini mungkin ga terlalu penting, hanya sambungan dari tulisan terdahulu Solo, Malam Minggu. Maklumlah, saya penggemar berat film Before Sunrise dan Before Sunset, jadi saya juga pengen nulis dengan judul yang serupa tapi tak sama tapi berkesinambungan.

Minggu pagi saya masih punya waktu untuk jalan-jalan di Solo. Pesawat ke Jakarta masih jam 12 siang. Ga punya ide mau kemana, juga ga berhasil menemukan inspirasi walaupun udah browsing-browsing.

Selesai sarapan soto ayam, saya dan rekan perjalanan (sebut saja nama nya si W) akhirnya memutuskan untuk pergi ke Keraton saja. Ternyata kami masih kepagian, 'keratonnya belum buka' kata pak tukang becak, yang kemudian menawarkan kami untuk keliling-keliling naik becak dulu.

Keliling naik becak
Dua puluh ribu rupiah biayanya. Saya sih senang-senang saja keliling-keliling di kota orang. Sambil foto-foto seadanya. Bikin saya jadi pengen beli kamera 'beneran' supaya fotonya lebih bagus.

Rute naik becaknya: keraton - gerbong pendamping kereta jenazah - kebo bule untuk malam satu suro - kereta Jenazah - kampung wisata - keraton. Ini fotonya sesuai urutan.







*Setelah keliling-keliling kami ga jadi masuk keraton karena mau langsung ke bandara saja.

Moral
- Saya lebih suka keraton ini dari pada keraton Jogja, walaupun bentuknya mirip karena salah satu arsitek utamanya sama. Lebih suka karena warna putih-biru adalah favorit saya. Haha. 


Previous >> Solo - Malam Minggu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Restoran Kluwih Sunda Authentic, Bogor

Kalau kebanyakan orang ke restoran karena ingin makanannya, saya dan Bi ke Kluwih karena ingin lihat desainnya. Sebab restoran ini adalah salah satu finalis Himpunan Desain Interior Indonesia (HDII) Award 2017. Sebenarnya pemenangnya, Lemongrass, juga berlokasi di Bogor, namun jaraknya lebih jauh dari hotel tempat kami menginap, Ibis-style Bogor . Kami sengaja datang ke sini untuk makan malam supaya lampu-lampunya menyala. Asumsinya rumah makan sunda ini lebih bagus di waktu malam.

Playground: Kidzoona, AEON, BSD

Libur pemilu kemarin Ru main di AEON BSD sama sepupu-sepupunya, Freya dan Cleo. Tiba-tiba ke AEON karena uyutnya Ru yang lagi jalan-jalan ke sana dan pasti seneng kalau cicitnya ikut gabung. Akhirnya tiga bocah itu dibolehin main di playground karena bingung juga mau ngapain. Mainnya di Kidzoona, supaya eyang uyut bisa nontonin dari luar. Kalau Playtime dan Miniapolis tertutup jadi ga bisa dilihat anaknya lagi main apa. Kidzoona ada di dalam department store AEON bagian anak-anak di lantai 2. Tepatnya berada di ujung paling dalam. Harga Tiket dan Member Untuk main di sini ada dua pilihan waktu: 1 jam atau satu hari. Biayanya 80 ribu untuk satu jam dan 130 ribu untuk satu hari pada weekend atau hari libur. Sementara di hari kerja biayanya 50 ribu dan 80 ribu saja. Saran saya jangan pilih tiket satu hari kalau weekend . Selain mahal, playground -nya ramai.

Naik Excavator di Builder’s Zone Amazone, AEON BSD

Sejak kemunculan Kids@work di Gandaria City tiba-tiba saja mainan kendaraan konstruksi jadi mudah ditemukan. Salah satunya di AEON BSD. Builder’s Zone namanya. Sebenarnya Ru (3 tahun) sudah beberapa kali main di sini, tapi baru sekarang saya pengen nulis tentang playground ini. Biaya dan Sistem Bermain Builder’s Zone merupakan bagian dari playground Amazone. Namun di AEON lokasinya terpisah. Untuk main di sini menggunakan kartu Amazone. Satu kali bermain biayanya 20 ribu. Caranya tinggal digesek di sisi kendaraan mainan, sama seperti mainan lainnya di Amazone.