Langsung ke konten utama

#1. SG Trip - Mint Museum of Toys

(My Travel Series)
___________
Senin, 25-1-2010
Singapore Museums Trip
Day 1

(Please note that this trip happened in 2010, there are probably some changes in the museum now)

Akhirnya ke Singapura lagi setelah bertahun-tahun ga ke sana. Saya dan L ade saya agak bingung kayak anak kampung begitu sampai. Hehehe. Maklum, Jakarta ga secanggih ini (kesannya Jakarta di kampung antah berantah).

Rencana pagi ini adalah ke hostel, makan, lalu ke Mint Museum of Toys. Saat mau ke hostel saya dan si ade sempet nyasar lumayan lama karena salah keluar dari Stasiun MRT (harusnya exit B malah keluar di Exit A) dan karena sistem petunjuk jalan yang beda dari di Indonesia. Kalau di Indonesia papan jalan tegak lurus sama jalannya, di sini sejajar. Hmm kurang ngerti ya, harus digambarin sih biar jelas.

Singkat cerita, kami berhasil sampai hostel, makan, dan beranjak menuju Mint Museum, tujuan utama kami. Museum ini jadi tujuan utama karena paling mirip sama tugas akhir saya tentang museum mainan tradisional.

Untuk pergi ke sana saya dan si ade naik MRT sampai Cityhall, lalu jalan kaki. Lagi-lagi nyasar, tapi untung sampai juga.


1. Petunjuk jalan penyelamat //2. Tampak Depan Museum.


Keliling museum ini dimulai dari lantai teratas, lantai 5. Pengunjung diarahkan naik lift sampai atas, selanjutnya turun lewat tangga. Setiap lantai punya tema masing-masing.




3,4,5,6. Interior Museum dengan desain serupa tapi tak sama di setiap lantainya. 
Saya suka ambalan akrilik yang menyala, simple dan kekinian.
// 4. Saya dan si L waktu lebih muda. Ga berubah kok sama sekarang. //5. Tin tin!

 7. Bordes tangga yang juga dimanfaatkan 
jadi tempat pamer, yang ini khusus teddy bear.



8. Salah satu lantai favorit saya. Ada lantai kaca di ujung sana.
 //9. Adik saya berdiri di lantai kaca. //10. Pemandangan ke bawah - pintu masuk museum. 
Karena tinggi kayaknya ga bakal ada yang lihat ke atas. Pake rok tetep aman. 

Karena museum ini ga terlalu besar, dalam waktu singkat kami sudah selesai keliling-keliling dan foto-foto. Saatnya menuju museum berikutnya!

Moral
- Hal paling keren dari museum ini adalah arsitekturalnya. Pernah menang International Architecture Award 2007 dan beberapa penghargaan lain sepertinya.

- Bapak-bapak di museum ini baik sekali. Ramah menyapa dan ngajak ngobrol.

- Kekurangannya, hampir tidak ada penjelasan tentang koleksinya. Padahal seru kan kalau ada ceritanya. Juga kurang interaktif.

- Kalau mau tau lebih lanjut tentang koleksinya, harga tiket, bagaimana cara ke sana, dan sebagainya silahkan lihat official website-nya di sini


Selanjutnya >> #2. SG Trip - National Museum of Singapore

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Restoran Kluwih Sunda Authentic, Bogor

Kalau kebanyakan orang ke restoran karena ingin makanannya, saya dan Bi ke Kluwih karena ingin lihat desainnya. Sebab restoran ini adalah salah satu finalis Himpunan Desain Interior Indonesia (HDII) Award 2017. Sebenarnya pemenangnya, Lemongrass, juga berlokasi di Bogor, namun jaraknya lebih jauh dari hotel tempat kami menginap, Ibis-style Bogor . Kami sengaja datang ke sini untuk makan malam supaya lampu-lampunya menyala. Asumsinya rumah makan sunda ini lebih bagus di waktu malam.

Beli Buku Impor Tanpa Ongkos Kirim

'Selamat Tahun Baru!' Walau sudah kelewat lebih dari dua minggu, tapi ini tulisan pertama saya di tahun ini. Jadi gapapa ya telat.  Mari mengawali tahun ini dengan senang hati. Saya memang lagi senang karena buku pesanan saya via online akhirnya datang juga. Biasanya saya beli buku impor di toko buku seperti Aksara dan teman-temannya. Tapi kadang, buku yang saya pengen ga ada dimana-mana. Mau beli di Amazon juga ga ngerti caranya, takutnya malah mahal kena pajak dan lain-lain. Sekitar dua tahun lalu, teman kerja saya waktu itu pernah cerita tentang hobinya beli buku online. "Kalau gw sering belinya di Book Depository, di sana gratis ongkos kirim ke seluruh dunia." "Woow," pikir saya waktu itu, tapi entah kenapa belum-belum juga nyoba beli di sana.  Desember kemarin, setelah ga berhasil menemukan buku yang saya mau di toko buku, saya akhirnya memutuskan untuk mencoba Book Depository. Cara pesannya super gampang. Tinggal buat  account , terus pi...

Perlukah Insisi Tongue Tie

Ru sudah bukan bayi lagi, tapi pengalaman menjadi ibu baru dan mengurus bayi sangat membekas bagi saya. Itulah mengapa sekali-kali saya bercerita cerita lampau di sini. Siapa tahu ada ibu baru yang mengalami hal serupa dan bisa belajar dari pengalaman saya. Salah satunya adalah tentang tongue tie , salah satu hal yang sempat ditanyakan beberapa teman saya paska melahirkan. Hampir tiga tahun lalu Ru lahir di Rumah Sakit Puri Cinere. Rumah sakit ini pro ASI. Setelah melahirkan, saya dan Ru tidak hanya dikunjungi oleh dokter kandungan dan dokter anak, tapi juga dokter laktasi. Dokter spesialis menyusui datang dan memeriksa apakah cara menyusu bayi sudah benar dan adakah masalah dalam menyusui. Juga mengajarkan posisi menyusui yang benar. Benar-benar membantu karena menyusui itu ternyata tidak semudah kelihatannya. Beberapa hari setelah Ru lahir puting payudara saya lecet (maaf agak vulgar). Menurut dokter laktasi, setelah memeriksa mulut Ru, hal itu disebabkan Ru mengalami tongue ti...