Langsung ke konten utama

Playground untuk Bayi di Kidspace, Pondok Indah


Saya sudah resmi berubah jadi ibu-ibu ketika opsi kegiatan saat weekend adalah mencari tempat bermain anak. Hal ini dimulai saat Ru hampir satu tahun. Ru sudah bisa merangkak, sudah bisa mulai main di tempat bermain untuk bayi-bayi. Mamanya juga senang karena pilihan tempat yang bisa dikunjungi saat weekend bertambah.

Waktu saya kecil salah satu tempat main favorit saya adalah Kidsport, yang dulu lokasinya di lapangan golf Pondok Indah. Di sana dulu ada tempat main bayi yang seingat saya lumayan seru. Ternyata Kidsport sekarang udah ga ada, yang ada adalah Kidspace. Kidspace ini lokasinya di arteri Pondok Indah di gedung yang dulunya Aquarius.

Kidspace ga sebesar Kidsport, tapi lumayan lah. Kelebihannya adalah mereka punya area main khusus anak 6-18 bulan, TotSpot namanya. Biaya masuknya hanya 35,000 tanpa batasan jam. Seperti tempat main pada umumnya anak dan pendamping harus pakai kaos kaki. Enaknya, kedua orang tuanya boleh masuk kalau lagi sepi.


Ini pertama kalinya Ru (11 bulan) main di playground. Senangnya bukan main. Langsung merangkak ke sana ke mari. Papa mamanya pun senang karena kalau di rumah harus agak dikejar sana sini, karena rumahnya ga seratus persen aman buat bayi. Di sini kami berdua bisa selojoran dan cukup liatin si bocah dari jauh aja. Ah, hidup, sudah lama gak seperti ini. 







Ru sempet merangkak kabur kebalik mainan, yang ternyata ngedeketin anak cewe dan berusaha cium. Eeee berani banget cium anak orang ada bapaknya lagi. Hahaha. Untungnya bapaknya si anak perempuan, yang saya lupa namanya ini, cuma ketawa-ketawa aja liat dari jauh. 




Setelah pengalaman pertama kali ini, kami sempat ke sini lagi. Kedua kalinya juga saat weekend dan juga sama-sama sepi. Seneng deh, serasa hari kerja.

Moral, Tips, & Trik
- TotSpot di Kidspace recommended untuk yang punya bayi yang udah bisa merangkak atau mulai jalan. Memang ga luas, tapi cukup untuk bayi bereksplorasi. Harganya murah, tanpa batasan jam, dan pendampingnya boleh dua dan gratis.

- Kelemahannya ga ada restauran di sini. Sebaiknya makan dulu yang kenyang kalau mau main.

- Sampai saat ini belum pernah coba area main untuk anak yang lebih besarnya, yang jelas harganya jauh lebih mahal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Restoran Kluwih Sunda Authentic, Bogor

Kalau kebanyakan orang ke restoran karena ingin makanannya, saya dan Bi ke Kluwih karena ingin lihat desainnya. Sebab restoran ini adalah salah satu finalis Himpunan Desain Interior Indonesia (HDII) Award 2017. Sebenarnya pemenangnya, Lemongrass, juga berlokasi di Bogor, namun jaraknya lebih jauh dari hotel tempat kami menginap, Ibis-style Bogor . Kami sengaja datang ke sini untuk makan malam supaya lampu-lampunya menyala. Asumsinya rumah makan sunda ini lebih bagus di waktu malam.

Beli Buku Impor Tanpa Ongkos Kirim

'Selamat Tahun Baru!' Walau sudah kelewat lebih dari dua minggu, tapi ini tulisan pertama saya di tahun ini. Jadi gapapa ya telat.  Mari mengawali tahun ini dengan senang hati. Saya memang lagi senang karena buku pesanan saya via online akhirnya datang juga. Biasanya saya beli buku impor di toko buku seperti Aksara dan teman-temannya. Tapi kadang, buku yang saya pengen ga ada dimana-mana. Mau beli di Amazon juga ga ngerti caranya, takutnya malah mahal kena pajak dan lain-lain. Sekitar dua tahun lalu, teman kerja saya waktu itu pernah cerita tentang hobinya beli buku online. "Kalau gw sering belinya di Book Depository, di sana gratis ongkos kirim ke seluruh dunia." "Woow," pikir saya waktu itu, tapi entah kenapa belum-belum juga nyoba beli di sana.  Desember kemarin, setelah ga berhasil menemukan buku yang saya mau di toko buku, saya akhirnya memutuskan untuk mencoba Book Depository. Cara pesannya super gampang. Tinggal buat  account , terus pi...

Perlukah Insisi Tongue Tie

Ru sudah bukan bayi lagi, tapi pengalaman menjadi ibu baru dan mengurus bayi sangat membekas bagi saya. Itulah mengapa sekali-kali saya bercerita cerita lampau di sini. Siapa tahu ada ibu baru yang mengalami hal serupa dan bisa belajar dari pengalaman saya. Salah satunya adalah tentang tongue tie , salah satu hal yang sempat ditanyakan beberapa teman saya paska melahirkan. Hampir tiga tahun lalu Ru lahir di Rumah Sakit Puri Cinere. Rumah sakit ini pro ASI. Setelah melahirkan, saya dan Ru tidak hanya dikunjungi oleh dokter kandungan dan dokter anak, tapi juga dokter laktasi. Dokter spesialis menyusui datang dan memeriksa apakah cara menyusu bayi sudah benar dan adakah masalah dalam menyusui. Juga mengajarkan posisi menyusui yang benar. Benar-benar membantu karena menyusui itu ternyata tidak semudah kelihatannya. Beberapa hari setelah Ru lahir puting payudara saya lecet (maaf agak vulgar). Menurut dokter laktasi, setelah memeriksa mulut Ru, hal itu disebabkan Ru mengalami tongue ti...