Langsung ke konten utama

Weekend : Dago Dreampark, Bandung

Weekend kemarin kami mudik ke Bandung dalam rangka Idul Adha. Hari raya baru senin, dua hari sebelumnya ga ada jadwal. Jadilah kami bertiga jadi turis Jakarta. Mengunjungi tempat wisata di Bandung yang baru buka Juli tahun ini - Dago Dreampark.

Sesuai namanya tempat ini berlokasi di Dago, tepatnya di jalan Dago Giri. Lumayan deket dari rumah orang tuanya Bi. Jam setengah 9 sudah sampai di sini. Takut keburu ramai.
Tiket masuk per orang dua puluh ribu rupiah, mobil sepuluh ribu. Anak-anak dua tahun ke atas bayar dengan harga yang sama. Tempat ini memang baru soft opening, jadi masih banyak tempat yang belum jadi. 

Dua Area yang Membingungkan
Begitu masuk kami diarahkan ke area parkir. Begitu turun mobil langsung bingung. Ga ada petunjuk arah yang jelas. Walaupun ada peta, tapi petanya sungguh tidak membantu. Plus di sana ada bus Dago Dreampark yang saya juga bingung harus naik atau gimana. Ru (2 tahun) sih cuek aja malah main tanah sama mainan excavator yang dia bawa sendiri.

Jadi ternyata tempat bermain di sini di bagi menjadi dua area. Area pertama di sekeliling tempat parkir. Area kedua cukup jauh sehingga harus naik shuttle bus yang disediakan gratis. 

Biaya Bermain
Walaupun tiket masuknya cukup terjangkau, untuk main segala permainan yang ada di sini harus bayar lagi. Walaupun masih soft opening tapi harganya ga diskon. Ada tiga variasi harga, dua puluh ribu, tiga puluh ribu, dan empat puluh ribu, tergantung permainannya. 

Selama di sini Ru naik kuda, kasih makan hewan di little farm, dan main di area permainan-Pine House. Dari semua itu hanya Pine house aja yang pendampingnya gratis. Selain itu pendampingnya harus bayar biaya yang sama dengan anaknya. Jadi misalnya naik kuda berdua bayarnya jadi dua kali lipat. Naik perahu juga harganya per kepala, bukan per perahu. 
Fasilitas Bermain
Selain dari yang sudah saya sebutkan di sini juga ada flying fox, tempat pemancingan, area bermain sepeda/becak/otoped, dan perahu ayun mini (semecam Kora-kora kalau di Dufan). Semuanya harus bayar. Selain itu cuma bisa liat pohon pinus, patung-patung realis (saya ga suka sih), makan di restauran kecil, dan liat orang-orang lagi main. Oh, dan bisa juga liat mesin-mesin berat yang lagi parkir. Hihihi ini sih favoritnya si Ru.

Nantinya akan ada penginapan dan beberapa permainan lagi.



Moral
- Kelebihannya tempat ini dekat dari kota Bandung dan banyak spot menarik untuk foto.

- Kekurangannya banyak. Intinya jauh jauh jauh bagusan Dusun Bambu bagi yang udah pernah. 

- Bagi yang ingin berkunjung, saat ini Dagi Dreampark hanya buka di hari Sabtu, Minggu, dan hari libur.

- Saya cukup sekali aja ke sini, walaupun begitu selama perginya sama Bi dan Ru saya senang-senang aja kok. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Restoran Kluwih Sunda Authentic, Bogor

Kalau kebanyakan orang ke restoran karena ingin makanannya, saya dan Bi ke Kluwih karena ingin lihat desainnya. Sebab restoran ini adalah salah satu finalis Himpunan Desain Interior Indonesia (HDII) Award 2017. Sebenarnya pemenangnya, Lemongrass, juga berlokasi di Bogor, namun jaraknya lebih jauh dari hotel tempat kami menginap, Ibis-style Bogor . Kami sengaja datang ke sini untuk makan malam supaya lampu-lampunya menyala. Asumsinya rumah makan sunda ini lebih bagus di waktu malam.

Beli Buku Impor Tanpa Ongkos Kirim

'Selamat Tahun Baru!' Walau sudah kelewat lebih dari dua minggu, tapi ini tulisan pertama saya di tahun ini. Jadi gapapa ya telat.  Mari mengawali tahun ini dengan senang hati. Saya memang lagi senang karena buku pesanan saya via online akhirnya datang juga. Biasanya saya beli buku impor di toko buku seperti Aksara dan teman-temannya. Tapi kadang, buku yang saya pengen ga ada dimana-mana. Mau beli di Amazon juga ga ngerti caranya, takutnya malah mahal kena pajak dan lain-lain. Sekitar dua tahun lalu, teman kerja saya waktu itu pernah cerita tentang hobinya beli buku online. "Kalau gw sering belinya di Book Depository, di sana gratis ongkos kirim ke seluruh dunia." "Woow," pikir saya waktu itu, tapi entah kenapa belum-belum juga nyoba beli di sana.  Desember kemarin, setelah ga berhasil menemukan buku yang saya mau di toko buku, saya akhirnya memutuskan untuk mencoba Book Depository. Cara pesannya super gampang. Tinggal buat  account , terus pi...

Perlukah Insisi Tongue Tie

Ru sudah bukan bayi lagi, tapi pengalaman menjadi ibu baru dan mengurus bayi sangat membekas bagi saya. Itulah mengapa sekali-kali saya bercerita cerita lampau di sini. Siapa tahu ada ibu baru yang mengalami hal serupa dan bisa belajar dari pengalaman saya. Salah satunya adalah tentang tongue tie , salah satu hal yang sempat ditanyakan beberapa teman saya paska melahirkan. Hampir tiga tahun lalu Ru lahir di Rumah Sakit Puri Cinere. Rumah sakit ini pro ASI. Setelah melahirkan, saya dan Ru tidak hanya dikunjungi oleh dokter kandungan dan dokter anak, tapi juga dokter laktasi. Dokter spesialis menyusui datang dan memeriksa apakah cara menyusu bayi sudah benar dan adakah masalah dalam menyusui. Juga mengajarkan posisi menyusui yang benar. Benar-benar membantu karena menyusui itu ternyata tidak semudah kelihatannya. Beberapa hari setelah Ru lahir puting payudara saya lecet (maaf agak vulgar). Menurut dokter laktasi, setelah memeriksa mulut Ru, hal itu disebabkan Ru mengalami tongue ti...