Langsung ke konten utama

My Wedding

Kemarin adalah anniversary pertama saya dengan si Bi (dulu-dulu saya nulis namanya si W, tapi ternyata dia ga suka ditulis begitu. Tapi gamau juga ditulis nama aslinya, yaudah Bi aja deh, moga-moga kali ini ga protes lagi, hehe). Sebelum saya cerita tentang anniversary, saya mau cerita dulu tentang pernikahan yang belom pernah saya ceritain sebelumnya.

Nikahan ini pakai adat Jawa, lengkap dengan prosesi siraman dan midodareni dulu sebelumnya. Awalnya saya ga mau ada siraman, tapi kata mama wajib, sekali seumur hidup. Yaudah, mau gimana lagi. Kalau midodareni saya ga nolak. Karena ga perlu keluar dari kamar persembunyian dan saya dapet seserahan. Yeiiii.




Saat hari H, Bi deg-deg an parah takut ga lancar pas ngomong ijab kabul, saya lebih deg-degan kalau hujan turun. Soalnya, tempat kawinannya setengan outdoor dan saat itu musim hujan belum berakhir. Alhamdulliah semuanya lancar.




Beberapa saat setelah menikah Bi pernah bilang gini:

"Aku tuh seumur hidup baru sekali salat istiqarah. Pas malem sebelum nikah itu," 

"Hah?! Kamu emang di antara dua pilihan apa? Kan kamu yang ngajak nikah. Emang ada cewe lain?"  Saya shock berat.

"Ha? Salat istiqarah bukannya yang malem-malem itu ya." 

"Itu sih Tahajud." (-____-')

Btw bagi yang ga tau kaya si Bi, salat Istiqarah itu, salat minta petunjuk diantara dua pilihan.


Moral
- Kalau mau nikah outdoor atau semi outdoor, sebaiknya perkirakan dulu kira-kira tanggal tersebut musim hujan atau bukan.

- Pas midodareni ajak temen dateng ke rumah, biar ada temen ngobrol. Dari pada bengong sendirian di kamar. Waktu itu saya ga ngajak siapa-siapa karena kasian kalau harus pada pulang malem. Trus jadi agak nyesel deh. Hehehe.

*Photo by Circle Photography

Komentar

  1. pelaminannya bagus banget Diskii (i-nya dua kan ya nih?) ahahaha..

    Acaranya siang yaa? atau itu abis akad aja? baguuusss..

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe makasii :D.. Ngga, itu sebelum akad, acarnya si malem.

      Hapus
  2. Mantap, selamat ya mas... semoga jadi keluarga sakinah, mawadah, warohma. :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Restoran Kluwih Sunda Authentic, Bogor

Kalau kebanyakan orang ke restoran karena ingin makanannya, saya dan Bi ke Kluwih karena ingin lihat desainnya. Sebab restoran ini adalah salah satu finalis Himpunan Desain Interior Indonesia (HDII) Award 2017. Sebenarnya pemenangnya, Lemongrass, juga berlokasi di Bogor, namun jaraknya lebih jauh dari hotel tempat kami menginap, Ibis-style Bogor . Kami sengaja datang ke sini untuk makan malam supaya lampu-lampunya menyala. Asumsinya rumah makan sunda ini lebih bagus di waktu malam.

Beli Buku Impor Tanpa Ongkos Kirim

'Selamat Tahun Baru!' Walau sudah kelewat lebih dari dua minggu, tapi ini tulisan pertama saya di tahun ini. Jadi gapapa ya telat.  Mari mengawali tahun ini dengan senang hati. Saya memang lagi senang karena buku pesanan saya via online akhirnya datang juga. Biasanya saya beli buku impor di toko buku seperti Aksara dan teman-temannya. Tapi kadang, buku yang saya pengen ga ada dimana-mana. Mau beli di Amazon juga ga ngerti caranya, takutnya malah mahal kena pajak dan lain-lain. Sekitar dua tahun lalu, teman kerja saya waktu itu pernah cerita tentang hobinya beli buku online. "Kalau gw sering belinya di Book Depository, di sana gratis ongkos kirim ke seluruh dunia." "Woow," pikir saya waktu itu, tapi entah kenapa belum-belum juga nyoba beli di sana.  Desember kemarin, setelah ga berhasil menemukan buku yang saya mau di toko buku, saya akhirnya memutuskan untuk mencoba Book Depository. Cara pesannya super gampang. Tinggal buat  account , terus pi...

Perlukah Insisi Tongue Tie

Ru sudah bukan bayi lagi, tapi pengalaman menjadi ibu baru dan mengurus bayi sangat membekas bagi saya. Itulah mengapa sekali-kali saya bercerita cerita lampau di sini. Siapa tahu ada ibu baru yang mengalami hal serupa dan bisa belajar dari pengalaman saya. Salah satunya adalah tentang tongue tie , salah satu hal yang sempat ditanyakan beberapa teman saya paska melahirkan. Hampir tiga tahun lalu Ru lahir di Rumah Sakit Puri Cinere. Rumah sakit ini pro ASI. Setelah melahirkan, saya dan Ru tidak hanya dikunjungi oleh dokter kandungan dan dokter anak, tapi juga dokter laktasi. Dokter spesialis menyusui datang dan memeriksa apakah cara menyusu bayi sudah benar dan adakah masalah dalam menyusui. Juga mengajarkan posisi menyusui yang benar. Benar-benar membantu karena menyusui itu ternyata tidak semudah kelihatannya. Beberapa hari setelah Ru lahir puting payudara saya lecet (maaf agak vulgar). Menurut dokter laktasi, setelah memeriksa mulut Ru, hal itu disebabkan Ru mengalami tongue ti...