Langsung ke konten utama

Hamster, Peliharaan Pertama Ru

Sudah sejak lama Ru (3 tahun 7 bulan) ngidam punya binatang peliharaan. Ga kaya ibunya dia suka banget sama bintang. Semua binatang, apa aja suka. Makanya dia minta binatang peliharaannya juga macem-macem. Mulai dari anak buaya, ular, kucing, sampai hamster. “Bukan kobra kok mama,” bujuk Ru biar boleh pelihara ular. Yang tentunya tetep ga dibolehin. Akhirnya Bi setuju untuk beliin Ru hamster, dengan syarat Ru lulus potty train.

“Lama sekali mama Ru boleh beli hamsternya,” kata Ru suatu kali. Memang sudah berbulan-bulan Ru belum juga dibelikan hamster. Soalnya anaknya masih aja sering ngompol. Sampe akhirnya sekitar sebulan lalu Ru udah hampir ga pernah ngompol lagi, hanya sesekali saat tidur.

Mau Beli Hamster di Pet Shop
Saya mau Ru beli hamster di pet shop, karena bisa jadi pengalaman dan memori tersendiri. Sampe sekarang saya aja masih ingat saat beli peliharaan pertama saya sama papa.

Tapi entah kenapa, sekarang pet shop itu udah ga jualan binatang lagi. Yang dijual adalah perlengkapan buat binatang seperti makanan, kandang, dan aksesorisnya. Padahal dulu di mal saja banyak pet shop yang jual binatang kan. Kami bahkan sempat mampir ke beberapa pet shop tapi nihil. Saya mengusulkan untuk beli di BFC Mini Farm saja, tapi ditolak Bi karena katanya pilihannya sedikit.

Beli Hamster Online
Akhirnya saya pasrah dan setuju dengan ide Bi beli online. Kami pun beli paket hamster di Tokopedia. (Lama-lama di-endorse deh sama Tokopedia, semua-semua beli di sana.) Paketnya berisi sepasang hamster, kandang ukuran kecil, roda hamster, botol minum, wadah makanan, vitamin, serbuk kayu, dan makanannya. Harganya lupa karena Bi yang beli. Dikirim dengan gojek yang instant courier.

Karena pesannya siang penjualnya bilang akan dikirim sore karena kasian nanti hamsternya kepanasan. Ternyata sorenya mendadak hujan. Jadilah kandang hamsternya dibungkus plastik hitam saat diantar.

“Hidup kan mbak?” pak Gojek belum mau pergi sebelum dapat konfirmasi keselamatan duo hamster. Alhamdulillah keduanya masih hidup.

Ru senang bukan main. Dia lari ke bawah pas saya bilang hamsternya datang.

“Kita kasih nama siapa ya Ru?”
“Hamstery!”
“Satu lagi siapa?”
“Hamsterpon”

Wah baru sekarang Ru bisa ngarang nama. Biasanya kalau ditanya jawabannya “Mama kasih tau Ru dong”. Jadi bangga.

Hari Buruk si Hamster
Sore itu setelah hamster datang Ru ga sabar untuk main sama mereka. Kebetulan di kandangnya ada pintu kecil, jadi Ru bisa ambil hamsternya dengan mudah. Kirain cuma mau dipegang dan dielus-elus taunya dilempar hamsternya! Iya dilempar! Wah saya langsung mikir ini mungkin salah saya dan Bi ngebolehin anak tiga tahun pelihara binatang.

Untungnya ini cuma terjadi di hari pertama saja. Pintu kandang langsung kami ikat biar ga bisa terbuka dan bikin peraturan Ru hanya boleh keluarin hamster dari kandangnya kalau ada Bi. Tentu Ru ga langsung nurut dan masih suka berusaha ambil hamster atau ngebalik kandangnya. Tapi syukurlah sampe hari ini Hamstery dan Hamsterpon masih hidup dan aktif-aktif saja.











Hamster dan Parenting
Kalau dulu setiap Ru pipis atau pup diming-imingi akan dibelikan hamster, sekarang dengan ancaman kalau ngompol hamsternya dibalikin. Emang sih tadinya saya ga mau nerapin cara ‘reward and punishment’ untuk mendidik Ru. Soalnya takut dia kebiasaan melakukan sesuatu supaya dapat sesuatu yang sifatnya eksternal. Ya tapi semua cara untuk bikin Ru potty train ga berhasil. Yaudahlah biarin ga ideal daripada saya jadi stress. Praktek emang ga semudah teori.

Moral, Tips, & Trik
- Sejak ada hamster kegiatan di rumah jadi bertambah. Lumayan membuat hidup lebih seru. Terutama karena kami di rumah terus sejak baby Haha lahir.

Terima kasih sudah membaca!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Restoran Kluwih Sunda Authentic, Bogor

Kalau kebanyakan orang ke restoran karena ingin makanannya, saya dan Bi ke Kluwih karena ingin lihat desainnya. Sebab restoran ini adalah salah satu finalis Himpunan Desain Interior Indonesia (HDII) Award 2017. Sebenarnya pemenangnya, Lemongrass, juga berlokasi di Bogor, namun jaraknya lebih jauh dari hotel tempat kami menginap, Ibis-style Bogor . Kami sengaja datang ke sini untuk makan malam supaya lampu-lampunya menyala. Asumsinya rumah makan sunda ini lebih bagus di waktu malam.

Playground: Kidzoona, AEON, BSD

Libur pemilu kemarin Ru main di AEON BSD sama sepupu-sepupunya, Freya dan Cleo. Tiba-tiba ke AEON karena uyutnya Ru yang lagi jalan-jalan ke sana dan pasti seneng kalau cicitnya ikut gabung. Akhirnya tiga bocah itu dibolehin main di playground karena bingung juga mau ngapain. Mainnya di Kidzoona, supaya eyang uyut bisa nontonin dari luar. Kalau Playtime dan Miniapolis tertutup jadi ga bisa dilihat anaknya lagi main apa. Kidzoona ada di dalam department store AEON bagian anak-anak di lantai 2. Tepatnya berada di ujung paling dalam. Harga Tiket dan Member Untuk main di sini ada dua pilihan waktu: 1 jam atau satu hari. Biayanya 80 ribu untuk satu jam dan 130 ribu untuk satu hari pada weekend atau hari libur. Sementara di hari kerja biayanya 50 ribu dan 80 ribu saja. Saran saya jangan pilih tiket satu hari kalau weekend . Selain mahal, playground -nya ramai.

Naik Excavator di Builder’s Zone Amazone, AEON BSD

Sejak kemunculan Kids@work di Gandaria City tiba-tiba saja mainan kendaraan konstruksi jadi mudah ditemukan. Salah satunya di AEON BSD. Builder’s Zone namanya. Sebenarnya Ru (3 tahun) sudah beberapa kali main di sini, tapi baru sekarang saya pengen nulis tentang playground ini. Biaya dan Sistem Bermain Builder’s Zone merupakan bagian dari playground Amazone. Namun di AEON lokasinya terpisah. Untuk main di sini menggunakan kartu Amazone. Satu kali bermain biayanya 20 ribu. Caranya tinggal digesek di sisi kendaraan mainan, sama seperti mainan lainnya di Amazone.