Langsung ke konten utama

Trial Gym Anak di My Gym, BSD

gym-anak-my-gym-bsd
“Ini anak kenapa energinya ga habis-habis ya?” Sering banget saya dan Bi saling tanya ketika kita berdua udah teler sementara Ru masih aja loncat-loncat ga karuan.

Makanya kita berdua pengen Ru les olah raga, entah gym atau bela diri. Biar gerakannya lebih terarah. Tapi ya belum-belum aja. Kebetulan adik saya suatu hari kasih Ru voucher trial gym di My Gym AEON BSD. Vouchernya dapet dari Hello Kitty Run. Mari kita coba!

Trial
Untuk pakai vouchernya harus bikin janji via telepon dulu. Soalnya di My Gym ada beberapa kelas tergantung umur. Saya daftar untuk kelas Terrific Tots untuk umur 3-5 tahun pada hari sabtu. Selain kelas ini ada juga kelas Tiny Tikes (7-13 bulan), Waddler (14-22 bulan), Gymster (23 bulan-3 tahun), dan Whiz (5-8 tahun)

Sabtu siang kami pun ke AEON. Sengaja parkir paling atas karena My Gym ini lokasinya di paling atas, di atas food court.

Ternyata gym-nya kecil, cuma ada satu ruang kelas. Saya daftar dan disuruh tunggu sampai jam kelasnya dimulai. Saat itu yang trial hanya Ru saja, yang lain memang sudah jadi anggota.

Sebelum masuk kelas setiap anak dipakaikan hand sanitizer dan harus membuka sepatu dan kaos kaki. Untuk kelas seumur Ru (3.5 tahun) orang tua dilarang masuk, tapi toh kelasnya dikelilingi kaca jadi tetep bisa lihat dari luar. Saat Ru trial siswanya tidak terlalu banyak, mungkin sekitar tujuh anak, lupa berapa persisnya. Sementara gurunya ada dua.

Yang saya suka, setiap anak diberi giliran untuk mencoba gerakkan yang diajarkan. Jadi misalkan ada anak seperti Ru yang minta lagi dan lagi tidak diperbolehkan sampai semua anak mencoba. Selain itu juga ada waktu bermain bebas di sela-sela “pelajaran”. Menurut saya kelasnya cukup kondusif dan sesuai umur.

Selama satu jam Ru trial saya ga diajak ngobrol sama mbak-mbaknya. Jadi saya bisa fokus nontonin Ru. Malah saya yang ke resepsionisnya untuk ambil selebaran. Begitu kelas selesai barulah gurunya mendekati saya menjelaskan tentang program My Gym dan bertanya tentang pendapat saya. Saat itu juga barulah saya tanya lebih lanjut tentang biaya, jadwal, dan kebijakannya kalau berhalangan hadir.

Biaya
Kelasnya seminggu dua kali. Satu kali satu jam, satu kali empat puluh lima menit. Biayanya saat saya tanya (Oktober 2017) 2,7 juta untuk tiga bulan atau 5,1 juta untuk enam bulan. My Gym ini juga ada kelas playgroup-nya dengan biaya 4 juta untuk dua bulan dan uang pendaftaran 1 juta. Kalau tentang playgroup saya ga banyak nanya.

trial-gym-anak

Jadi apakah sekarang Ru sudah jadi anggota My Gym? Jawabannya belum. Sejujurnya Ru senang sekali dengan trial ini, bahkan beberapa kali menanyakan kapan dia boleh ikut kelas gym lagi. Saya dan Bi juga merasa puas. Sayang, salah satu jadwal kelasnya sore di hari kerja. Kebayang gimana macetnya, lewat jalur saya dulu pulang kantor soalnya. Ditambah jarak AEON ke rumah juga cukup jauh. Maaf ya Ru, kita harus cari alternatif lain dulu.

___
Beberapa bulan kemudian,
“Bi itu Ru mau diajak trial gym di Ragunan sama mama”
“Ah jangan-jangan ga sebagus yang waktu itu” Hehe, si Bi belum bisa pindah ke lain hati.

Kesimpulan, Tips, & Trik
- Trial di My Gym menyenangkan. Plus habis Ru trial ini saya cuma pernah di-WhatsApp dua kali saja. Jadi ga bikin sebel karena terlalu agresif. Hehe.

- Untuk yang ga punya voucher bisa kok trial satu kali dengan biaya seratus ribu (per oktober 2017). Ga rugi menurut saya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Restoran Kluwih Sunda Authentic, Bogor

Kalau kebanyakan orang ke restoran karena ingin makanannya, saya dan Bi ke Kluwih karena ingin lihat desainnya. Sebab restoran ini adalah salah satu finalis Himpunan Desain Interior Indonesia (HDII) Award 2017. Sebenarnya pemenangnya, Lemongrass, juga berlokasi di Bogor, namun jaraknya lebih jauh dari hotel tempat kami menginap, Ibis-style Bogor . Kami sengaja datang ke sini untuk makan malam supaya lampu-lampunya menyala. Asumsinya rumah makan sunda ini lebih bagus di waktu malam.

Beli Buku Impor Tanpa Ongkos Kirim

'Selamat Tahun Baru!' Walau sudah kelewat lebih dari dua minggu, tapi ini tulisan pertama saya di tahun ini. Jadi gapapa ya telat.  Mari mengawali tahun ini dengan senang hati. Saya memang lagi senang karena buku pesanan saya via online akhirnya datang juga. Biasanya saya beli buku impor di toko buku seperti Aksara dan teman-temannya. Tapi kadang, buku yang saya pengen ga ada dimana-mana. Mau beli di Amazon juga ga ngerti caranya, takutnya malah mahal kena pajak dan lain-lain. Sekitar dua tahun lalu, teman kerja saya waktu itu pernah cerita tentang hobinya beli buku online. "Kalau gw sering belinya di Book Depository, di sana gratis ongkos kirim ke seluruh dunia." "Woow," pikir saya waktu itu, tapi entah kenapa belum-belum juga nyoba beli di sana.  Desember kemarin, setelah ga berhasil menemukan buku yang saya mau di toko buku, saya akhirnya memutuskan untuk mencoba Book Depository. Cara pesannya super gampang. Tinggal buat  account , terus pi...

Perlukah Insisi Tongue Tie

Ru sudah bukan bayi lagi, tapi pengalaman menjadi ibu baru dan mengurus bayi sangat membekas bagi saya. Itulah mengapa sekali-kali saya bercerita cerita lampau di sini. Siapa tahu ada ibu baru yang mengalami hal serupa dan bisa belajar dari pengalaman saya. Salah satunya adalah tentang tongue tie , salah satu hal yang sempat ditanyakan beberapa teman saya paska melahirkan. Hampir tiga tahun lalu Ru lahir di Rumah Sakit Puri Cinere. Rumah sakit ini pro ASI. Setelah melahirkan, saya dan Ru tidak hanya dikunjungi oleh dokter kandungan dan dokter anak, tapi juga dokter laktasi. Dokter spesialis menyusui datang dan memeriksa apakah cara menyusu bayi sudah benar dan adakah masalah dalam menyusui. Juga mengajarkan posisi menyusui yang benar. Benar-benar membantu karena menyusui itu ternyata tidak semudah kelihatannya. Beberapa hari setelah Ru lahir puting payudara saya lecet (maaf agak vulgar). Menurut dokter laktasi, setelah memeriksa mulut Ru, hal itu disebabkan Ru mengalami tongue ti...