Langsung ke konten utama

Tahun Baru 2018 dan Memori 2017

Selamat tahun baru semuanya!
Pergantian tahun baru kemarin kami rayakan dengan tidur di rumah. Sebenarnya dari sore sampai jam 10 malam saya, Ru, dan Haha berkumpul dengan keluarga besar saya di Apartemen FX, Sudirman. Sengaja pulang sebelum pergantian tahun karena Ru dan Haha sudah tidur.

Sebagai ganti perayaan tahun baru, kami foto keluarga di hari pertama 2018. Ini foto keluarga berempat pertama yang lumayan bener (sebelumnya cuma pernah wefie). Selamat tinggal peluk tiga-tigaan, selamat datang peluk empat-empatan.

Memori di 2017
Yang paling berkesan di tahun 2017 tentu saja bertambahnya anggota keluarga kami. Saat tahun baru 2017 saya belum hamil, juga tidak membayangkan akan segera menambah anak. Kejutan yang menyenangkan.

Karena Haha baru lahir di bulan November, 2017 saya dan Bi puas-puasin manjain Ru sebagai anak tunggal. Kasihan dia harus beradaptasi berbagi dengan adiknya, pasti ga mudah untuk anak 3 tahun.

2017 Ru naik kelas jadi Kelompok Bermain Besar. Pulang sekolahnya berganti dari dijemput saya jadi naik anter jemput. Untung dia senang-senang saja dan ga pakai drama. Hebat anak mama!

Saya sendiri sepertinya kurang produktif di 2017. Saya lumayan mual di trimester pertama kehamilan dan ga bisa angkat-angkat berat selama hamil. Sebenarnya karena ga punya target saya jadi gatau kalau kinerja saya baik apa ngga. Yang jelas saya nulis 54 post sepanjang 2017. Terbanyak sepanjang sejarah. Mengalahkan rekor 37 tulisan di 2012. Tapi saya pikir harusnya saya bisa nulis lebih banyak.

Tahun 2017 saya ga terlalu banyak travelling. Awal tahun sempat dua kali ke Anyer, di pertengahan tahun ke Belitung, dan di akhir tahun staycation di Bogor.

Resolusi 2018
Untuk tahun baru ini saya mau bikin target yang lebih jelas. Supaya nanti kalau tahunnya sudah habis saya bisa tahu apa saya mencapai target atau ngga. Resolusinya apa aja, nah itu yang belum dipikirkan. Haha. Yang jelas saya mau menulis lebih banyak tahun ini. Yah mungkin kalau saya berhasil merumuskan resolusinya dan kayaknya ga begitu personal akan saya tulis di blog. Ga janji ya tapi.

Selain itu semoga di tahun 2018 kami bisa sering jalan-jalan. *Liat langit, nungguin hujan uang*

Sekian tulisan awal tahun yang ga terlalu ada manfaatnya ini. Terima kasih sudah membaca dan semoga 2018 menjadi tahun yang baik untuk kita semua!

Moral, Tips, & Trik
- Waktu berlalu cepat sekali ya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Restoran Kluwih Sunda Authentic, Bogor

Kalau kebanyakan orang ke restoran karena ingin makanannya, saya dan Bi ke Kluwih karena ingin lihat desainnya. Sebab restoran ini adalah salah satu finalis Himpunan Desain Interior Indonesia (HDII) Award 2017. Sebenarnya pemenangnya, Lemongrass, juga berlokasi di Bogor, namun jaraknya lebih jauh dari hotel tempat kami menginap, Ibis-style Bogor . Kami sengaja datang ke sini untuk makan malam supaya lampu-lampunya menyala. Asumsinya rumah makan sunda ini lebih bagus di waktu malam.

Beli Buku Impor Tanpa Ongkos Kirim

'Selamat Tahun Baru!' Walau sudah kelewat lebih dari dua minggu, tapi ini tulisan pertama saya di tahun ini. Jadi gapapa ya telat.  Mari mengawali tahun ini dengan senang hati. Saya memang lagi senang karena buku pesanan saya via online akhirnya datang juga. Biasanya saya beli buku impor di toko buku seperti Aksara dan teman-temannya. Tapi kadang, buku yang saya pengen ga ada dimana-mana. Mau beli di Amazon juga ga ngerti caranya, takutnya malah mahal kena pajak dan lain-lain. Sekitar dua tahun lalu, teman kerja saya waktu itu pernah cerita tentang hobinya beli buku online. "Kalau gw sering belinya di Book Depository, di sana gratis ongkos kirim ke seluruh dunia." "Woow," pikir saya waktu itu, tapi entah kenapa belum-belum juga nyoba beli di sana.  Desember kemarin, setelah ga berhasil menemukan buku yang saya mau di toko buku, saya akhirnya memutuskan untuk mencoba Book Depository. Cara pesannya super gampang. Tinggal buat  account , terus pi...

Perlukah Insisi Tongue Tie

Ru sudah bukan bayi lagi, tapi pengalaman menjadi ibu baru dan mengurus bayi sangat membekas bagi saya. Itulah mengapa sekali-kali saya bercerita cerita lampau di sini. Siapa tahu ada ibu baru yang mengalami hal serupa dan bisa belajar dari pengalaman saya. Salah satunya adalah tentang tongue tie , salah satu hal yang sempat ditanyakan beberapa teman saya paska melahirkan. Hampir tiga tahun lalu Ru lahir di Rumah Sakit Puri Cinere. Rumah sakit ini pro ASI. Setelah melahirkan, saya dan Ru tidak hanya dikunjungi oleh dokter kandungan dan dokter anak, tapi juga dokter laktasi. Dokter spesialis menyusui datang dan memeriksa apakah cara menyusu bayi sudah benar dan adakah masalah dalam menyusui. Juga mengajarkan posisi menyusui yang benar. Benar-benar membantu karena menyusui itu ternyata tidak semudah kelihatannya. Beberapa hari setelah Ru lahir puting payudara saya lecet (maaf agak vulgar). Menurut dokter laktasi, setelah memeriksa mulut Ru, hal itu disebabkan Ru mengalami tongue ti...