Langsung ke konten utama

Itinerary 2 Hari di Seoul, Korea




Libur lebaran tahun ini saya dan keluarga alhamdulillah bisa jalan-jalan ke Korea. Karena tergiur promo tiket pesawat, kami membeli tiket ke Seoul dan pulang dari Osaka. Keputusan yang kemudian agak disesali karena waktu jalan-jalan kami singkat, hanya satu minggu. Singkat cerita, kami hanya punya waktu dua hari di Korea lalu lanjut ke Jepang.

Saya yang buat itinerary dua hari di Seoul karena keluarga saya yang lain lebih tertarik untuk bikin itinerary di Jepang.

Hari Pertama
Kami sewa bus dari bandara. Diantar jalan-jalan keliling kota kemudian diantar ke hotel jam enam sore.

1. Children Museum, National Museum of Korea
2. EID Halal Korean Food, Itaewon
3. N Seoul Tower
4. Namsangol Hanok Village

Hari Kedua
Hari ini keliling dengan kereta. Transportasi umum di Seoul gampang,

5. Gyeongbokgung Palace
6. Insadong
7. Dongdaemun Stationery & Toy Street
8. Myeong-Dong Market
9. Dongdaemun Design Plaza

Moral, Tips, & Trik
-Dua hari di Korea kurang banget menurut saya. Pertama karena visanya mahal, sayang kalau cuma dua hari. Kedua jadi ga punya waktu untuk pergi keluar kota Seoul, misalnya ke Jeju Island, Nami Island, atau Mount Sorak.

- Korea benar-benar di atas ekspektasi saya. Orangnya ramah, kotanya modern, dan harganya lebih bersahabat dari Jepang.

- Detail ceritanya silahkan klik daftar tempat-tempat di atas. Semoga bisa membantu bagi yang lagi mau bikin itinerary ke Korea.

(picture by JuliaGash)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Restoran Kluwih Sunda Authentic, Bogor

Kalau kebanyakan orang ke restoran karena ingin makanannya, saya dan Bi ke Kluwih karena ingin lihat desainnya. Sebab restoran ini adalah salah satu finalis Himpunan Desain Interior Indonesia (HDII) Award 2017. Sebenarnya pemenangnya, Lemongrass, juga berlokasi di Bogor, namun jaraknya lebih jauh dari hotel tempat kami menginap, Ibis-style Bogor . Kami sengaja datang ke sini untuk makan malam supaya lampu-lampunya menyala. Asumsinya rumah makan sunda ini lebih bagus di waktu malam.

Beli Buku Impor Tanpa Ongkos Kirim

'Selamat Tahun Baru!' Walau sudah kelewat lebih dari dua minggu, tapi ini tulisan pertama saya di tahun ini. Jadi gapapa ya telat.  Mari mengawali tahun ini dengan senang hati. Saya memang lagi senang karena buku pesanan saya via online akhirnya datang juga. Biasanya saya beli buku impor di toko buku seperti Aksara dan teman-temannya. Tapi kadang, buku yang saya pengen ga ada dimana-mana. Mau beli di Amazon juga ga ngerti caranya, takutnya malah mahal kena pajak dan lain-lain. Sekitar dua tahun lalu, teman kerja saya waktu itu pernah cerita tentang hobinya beli buku online. "Kalau gw sering belinya di Book Depository, di sana gratis ongkos kirim ke seluruh dunia." "Woow," pikir saya waktu itu, tapi entah kenapa belum-belum juga nyoba beli di sana.  Desember kemarin, setelah ga berhasil menemukan buku yang saya mau di toko buku, saya akhirnya memutuskan untuk mencoba Book Depository. Cara pesannya super gampang. Tinggal buat  account , terus pi...

Perlukah Insisi Tongue Tie

Ru sudah bukan bayi lagi, tapi pengalaman menjadi ibu baru dan mengurus bayi sangat membekas bagi saya. Itulah mengapa sekali-kali saya bercerita cerita lampau di sini. Siapa tahu ada ibu baru yang mengalami hal serupa dan bisa belajar dari pengalaman saya. Salah satunya adalah tentang tongue tie , salah satu hal yang sempat ditanyakan beberapa teman saya paska melahirkan. Hampir tiga tahun lalu Ru lahir di Rumah Sakit Puri Cinere. Rumah sakit ini pro ASI. Setelah melahirkan, saya dan Ru tidak hanya dikunjungi oleh dokter kandungan dan dokter anak, tapi juga dokter laktasi. Dokter spesialis menyusui datang dan memeriksa apakah cara menyusu bayi sudah benar dan adakah masalah dalam menyusui. Juga mengajarkan posisi menyusui yang benar. Benar-benar membantu karena menyusui itu ternyata tidak semudah kelihatannya. Beberapa hari setelah Ru lahir puting payudara saya lecet (maaf agak vulgar). Menurut dokter laktasi, setelah memeriksa mulut Ru, hal itu disebabkan Ru mengalami tongue ti...