Sebagai pasangan lulusan interior desain, saya dan Bi selalu banyak mau kalau berhubungan dengan furnitur dan teman-temannya. Mau yang bagus tapi murah.
Nah, berhubung lemari pakaian sebelumnya built-in, kami ga bisa bawa pindah ke rumah baru. Huhuhu.. Padahal lemari di apartemen udah oke banget menurut kami berdua. Terpaksa harus beli atau bikin lagi. Masalahnya, rumah baru ini judulnya minjem orang tua, jadi nantinya kami harus pindah lagi. Singkat cerita kami memutuskan untuk bikin lemari aka drawer yang ga nempel dinding dan bisa dibawa pindah. Gak mau pesen ke tukang furnitur beneran karena pasti mahal.
Awalnya Bi mau bikin furnitur dari nol. Cuma dia mau beli alat-alatnya dulu. Yang canggih-canggih ala workshop orang luar. Ya kapan jadinya itu lemari. Akhirnya Bi jadi lebih realistis dan memutuskan buat pesen aja di tukang furnitur jati belanda yang suka banyak di sekitar Cirendeu atau Ciputat. Furnitur jati belanda harganya lebih murah dari tukang furnitur custom yang pakai kayu lain (yang lebih kuat dan bagus kualitasnya). Pesennya sengaja yang mentah ga di-finishing (dilapis cat atau melamik). Finishing mereka kurang cantik warnanya.
Targetnya adalah membuat si furnitur murah ini tampak beda. Bi mau di-white-wash aja warnanya. Biar mirip furnitur-furnitur vintage. Sebenernya untuk bikin efek white wash diperlukan dempul dan amplas. Tapi ribet. Akhirnya Bi pilih cara sederhana dengan pakai cat tembok putih dan pelapis clear yang waterbase. Sebenernya kalau di luar negeri ada cat water base untuk kayu, tapi di sini gak ada. (UPDATE: Sekarang sudah ada, salah satunya di IKEA) Jadilah kami pakai cat tembok saja.
Setelah lama teronggok begitu saja, akhirnya si lemari dikerjain juga. Saya ikut bantuin loo.. Tapi gak kefoto aja, ya siapa yang mau motretin kalo dua-duanya tangannya penuh cat.
Jadi begini prosesnya semi ngarang ala Bi:
- Lap seluruh bagian lemari agar bebas dari debu.
- Cat dengan cat tembok putih lalu dilap supaya serat kayu tetap terlihat. Tunggu kering.
- Cat dengan cat bening (coating). Tunggu kering dan lapisi lagi (sebenernya makin banyak makin bagus tapi capek)
- Tambahkan kaki karet supaya ga ngebaret lantai.
Tada! Begini hasilnya. Bagus ga?
Moral
- Kalau mau cari cat yang agak aneh paling banyak pilihannya di Mitra 10. Di toko-toko Panglima Polim adanya yang standar. Di ACE pilihannya juga tidak terlalu banyak.
- Untuk cat clear karena ga punya alat semprot kami pakai kuas yang bulunya lebih halus jadi tidak meninggalkan jejak kuas (lupa namanya apa).
-Kalau yang gatau weekend mau ngapain, ngecat furnitur oke juga lo!
Nah, berhubung lemari pakaian sebelumnya built-in, kami ga bisa bawa pindah ke rumah baru. Huhuhu.. Padahal lemari di apartemen udah oke banget menurut kami berdua. Terpaksa harus beli atau bikin lagi. Masalahnya, rumah baru ini judulnya minjem orang tua, jadi nantinya kami harus pindah lagi. Singkat cerita kami memutuskan untuk bikin lemari aka drawer yang ga nempel dinding dan bisa dibawa pindah. Gak mau pesen ke tukang furnitur beneran karena pasti mahal.
Awalnya Bi mau bikin furnitur dari nol. Cuma dia mau beli alat-alatnya dulu. Yang canggih-canggih ala workshop orang luar. Ya kapan jadinya itu lemari. Akhirnya Bi jadi lebih realistis dan memutuskan buat pesen aja di tukang furnitur jati belanda yang suka banyak di sekitar Cirendeu atau Ciputat. Furnitur jati belanda harganya lebih murah dari tukang furnitur custom yang pakai kayu lain (yang lebih kuat dan bagus kualitasnya). Pesennya sengaja yang mentah ga di-finishing (dilapis cat atau melamik). Finishing mereka kurang cantik warnanya.
Targetnya adalah membuat si furnitur murah ini tampak beda. Bi mau di-white-wash aja warnanya. Biar mirip furnitur-furnitur vintage. Sebenernya untuk bikin efek white wash diperlukan dempul dan amplas. Tapi ribet. Akhirnya Bi pilih cara sederhana dengan pakai cat tembok putih dan pelapis clear yang waterbase. Sebenernya kalau di luar negeri ada cat water base untuk kayu, tapi di sini gak ada. (UPDATE: Sekarang sudah ada, salah satunya di IKEA) Jadilah kami pakai cat tembok saja.
Setelah lama teronggok begitu saja, akhirnya si lemari dikerjain juga. Saya ikut bantuin loo.. Tapi gak kefoto aja, ya siapa yang mau motretin kalo dua-duanya tangannya penuh cat.
Jadi begini prosesnya semi ngarang ala Bi:
- Lap seluruh bagian lemari agar bebas dari debu.
- Cat dengan cat tembok putih lalu dilap supaya serat kayu tetap terlihat. Tunggu kering.
- Cat dengan cat bening (coating). Tunggu kering dan lapisi lagi (sebenernya makin banyak makin bagus tapi capek)
- Tambahkan kaki karet supaya ga ngebaret lantai.
Tada! Begini hasilnya. Bagus ga?
Moral
- Kalau mau cari cat yang agak aneh paling banyak pilihannya di Mitra 10. Di toko-toko Panglima Polim adanya yang standar. Di ACE pilihannya juga tidak terlalu banyak.
- Untuk cat clear karena ga punya alat semprot kami pakai kuas yang bulunya lebih halus jadi tidak meninggalkan jejak kuas (lupa namanya apa).
-Kalau yang gatau weekend mau ngapain, ngecat furnitur oke juga lo!
wah..kereeenn..bisa ditiru nih ;)
BalasHapusayo dev bikin jugaa..
HapusMau tanya mba.. setelah di cat dgn cat tembok putih.. lalu di lap lagi???
BalasHapusDitunggu sampai berapa lama? Apakah setelah kering atau ada durasinya??
Thanks mba..
@Windi: iya mbak dilap supaya serat-serat kayu nya tetap kelihatan tapi warnanya jadi putih. Ditunggu kering, baru deh dilapis coating-nya.
BalasHapusboleh tau harga lemarinya ga? pengen beli juga.. supaya ada gambaran hehehe.. makasihh.. :)
BalasHapuskon gak langsung pake cat kayu? aku ada lemari jati belanda juga. da dicoating hitam pingin dijadiin putih kaya ikea2 itu. pake cat kayu atau besi ya biar bisa nutup serat kayunya?
BalasHapuskarena kita maunya efek white wash yang seratnya masih kelihatan. pas bikin ini susah cari cat kayu yang efeknya kaya yang kita mau. tapi sekarang di IKEA ada. Untuk kayu lebih baik cat kayu.
Hapus