Langsung ke konten utama

#5. Samosir Island - Tomb of Sidabutar Kings and Sigale-gale

(My Travel Series)
August 2010
Day 2

In the middle of toba Lake there is an island named Samosir. An island inside another island, interesting, isn't it. According to some blogs that I read, there are four ways to reach Samosir but the most popular route is the one that I tried.

My family and I went to Ajibata Port in Prapat to take a ferry. Along with our car we crossed the lake and arrived in Tomok, Samosir in about 45 minutes. Tomok in local language means fat. I thought it is an odd name for a place. 



After we arrived at Samosir we left the car and walked to the tomb of Sidabutar Kings. There was a man here who explained us the legend about this place. I honestly didn't remember any of the story except for it was from a long long time ago before a christian missionary arrived at this island. Now, most of people here are Christian and they no longer had the same belief as Sidabutar Kings. 




 The ancient stone statues, furniture and tomb that made me remember my sister who studied archaeology.  
I think all the stone had some color when they made it.


Then, the "tour guide" took us to another place near the tomb to see sigale-gale puppet. He said in the old days, this puppet can dance by itself for seven days because of some mystical power. I think sigale-gale is so scary, especially the eyes. 




Near the sigale-gale there were some traditional houses which I think very interesting. Some of them are full colored but I like the plain houses better. 



After we finished 'the tour' we went back to our car. On the way there, we passed some souvenir shops. The seller offered their products in a very loud voice that made my heart skip a beat because I felt like being scolded. I know they did not mean to look angry, it was just the way they speak, but I didn't used to it yet. Hehe. 


Because there are more stories to tell I will write the tips and conclusion in the next post.


*Photos by Lala, Edited by me


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Restoran Kluwih Sunda Authentic, Bogor

Kalau kebanyakan orang ke restoran karena ingin makanannya, saya dan Bi ke Kluwih karena ingin lihat desainnya. Sebab restoran ini adalah salah satu finalis Himpunan Desain Interior Indonesia (HDII) Award 2017. Sebenarnya pemenangnya, Lemongrass, juga berlokasi di Bogor, namun jaraknya lebih jauh dari hotel tempat kami menginap, Ibis-style Bogor . Kami sengaja datang ke sini untuk makan malam supaya lampu-lampunya menyala. Asumsinya rumah makan sunda ini lebih bagus di waktu malam.

Beli Buku Impor Tanpa Ongkos Kirim

'Selamat Tahun Baru!' Walau sudah kelewat lebih dari dua minggu, tapi ini tulisan pertama saya di tahun ini. Jadi gapapa ya telat.  Mari mengawali tahun ini dengan senang hati. Saya memang lagi senang karena buku pesanan saya via online akhirnya datang juga. Biasanya saya beli buku impor di toko buku seperti Aksara dan teman-temannya. Tapi kadang, buku yang saya pengen ga ada dimana-mana. Mau beli di Amazon juga ga ngerti caranya, takutnya malah mahal kena pajak dan lain-lain. Sekitar dua tahun lalu, teman kerja saya waktu itu pernah cerita tentang hobinya beli buku online. "Kalau gw sering belinya di Book Depository, di sana gratis ongkos kirim ke seluruh dunia." "Woow," pikir saya waktu itu, tapi entah kenapa belum-belum juga nyoba beli di sana.  Desember kemarin, setelah ga berhasil menemukan buku yang saya mau di toko buku, saya akhirnya memutuskan untuk mencoba Book Depository. Cara pesannya super gampang. Tinggal buat  account , terus pi...

Perlukah Insisi Tongue Tie

Ru sudah bukan bayi lagi, tapi pengalaman menjadi ibu baru dan mengurus bayi sangat membekas bagi saya. Itulah mengapa sekali-kali saya bercerita cerita lampau di sini. Siapa tahu ada ibu baru yang mengalami hal serupa dan bisa belajar dari pengalaman saya. Salah satunya adalah tentang tongue tie , salah satu hal yang sempat ditanyakan beberapa teman saya paska melahirkan. Hampir tiga tahun lalu Ru lahir di Rumah Sakit Puri Cinere. Rumah sakit ini pro ASI. Setelah melahirkan, saya dan Ru tidak hanya dikunjungi oleh dokter kandungan dan dokter anak, tapi juga dokter laktasi. Dokter spesialis menyusui datang dan memeriksa apakah cara menyusu bayi sudah benar dan adakah masalah dalam menyusui. Juga mengajarkan posisi menyusui yang benar. Benar-benar membantu karena menyusui itu ternyata tidak semudah kelihatannya. Beberapa hari setelah Ru lahir puting payudara saya lecet (maaf agak vulgar). Menurut dokter laktasi, setelah memeriksa mulut Ru, hal itu disebabkan Ru mengalami tongue ti...