Langsung ke konten utama

Celemek Anak dari Kemeja Bekas

celemek-dari-kemeja-bekas
Setahun yang lalu Ru (2 tahun) disuruh bawa celemek untuk acara masak di sekolah. Berhubung saat itu saya punya banyak waktu luang dan sayang mesin jahit jarang dipakai, saya memutuskan untuk jahit sendiri.

Kemeja Bekas
Kebetulan Bi, suami saya, punya banyak kemeja yang sudah ga kepakai karena bagian lengannya robek. Untunglah ukuran baju Bi besar, jadi lebih dari cukup untuk dirombak jadi celemek anak. Saya pun memakai dua buah kemeja bekas Bi agar celemek Ru lebih tebal dan bisa dibolak-balik.

Ukuran
ukuran-celemek-anak

Begini kira-kira ukuran celemek Ru. Begitu jadi saya baru sadar bahwa ternyata celemeknya kurang panjang. Baiklah, lain kali harus lebih panjang.

Selain itu kalau bikin lagi sepertinya akan saya tambah kantong, karena kok terlalu polos ya ternyata.

Karena ga punya mesin obras dan malas ke tukang obras celemek Ru ini ga saya obras. Tapi karena dirangkap dua jadi memang tidak masalah.

Tidak Dipakai
Sedihnya pas acara masak di sekolah gurunya Ru ga lihat kalau Ru bawa celemek jadi ga dipakai deh. Huhuhu.

Akhirnya celemek ini dipakai di rumah saja, kalau Ru lagi bantu-bantu saya bikin ini itu, yang mana sebenarnya jarang. Hehe.

menjahit-celemek-anak

apron-dari-kemeja-bekas

apron-anak-anak


“Ini beli dimana mama?”
“Mama yang jahit Ru”
“Bagus sekali mamaa..” kata Ru sambil tepuk tangan.

Ru jago amat ya ngegombalnya. Kalah deh bapaknya. Haha.

Moral, Tips, & Trik
- Gampang banget lo ini bikinnya. Lumayan kan daripada kemejanya dibuang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Restoran Kluwih Sunda Authentic, Bogor

Kalau kebanyakan orang ke restoran karena ingin makanannya, saya dan Bi ke Kluwih karena ingin lihat desainnya. Sebab restoran ini adalah salah satu finalis Himpunan Desain Interior Indonesia (HDII) Award 2017. Sebenarnya pemenangnya, Lemongrass, juga berlokasi di Bogor, namun jaraknya lebih jauh dari hotel tempat kami menginap, Ibis-style Bogor . Kami sengaja datang ke sini untuk makan malam supaya lampu-lampunya menyala. Asumsinya rumah makan sunda ini lebih bagus di waktu malam.

Playground: Kidzoona, AEON, BSD

Libur pemilu kemarin Ru main di AEON BSD sama sepupu-sepupunya, Freya dan Cleo. Tiba-tiba ke AEON karena uyutnya Ru yang lagi jalan-jalan ke sana dan pasti seneng kalau cicitnya ikut gabung. Akhirnya tiga bocah itu dibolehin main di playground karena bingung juga mau ngapain. Mainnya di Kidzoona, supaya eyang uyut bisa nontonin dari luar. Kalau Playtime dan Miniapolis tertutup jadi ga bisa dilihat anaknya lagi main apa. Kidzoona ada di dalam department store AEON bagian anak-anak di lantai 2. Tepatnya berada di ujung paling dalam. Harga Tiket dan Member Untuk main di sini ada dua pilihan waktu: 1 jam atau satu hari. Biayanya 80 ribu untuk satu jam dan 130 ribu untuk satu hari pada weekend atau hari libur. Sementara di hari kerja biayanya 50 ribu dan 80 ribu saja. Saran saya jangan pilih tiket satu hari kalau weekend . Selain mahal, playground -nya ramai.

Naik Excavator di Builder’s Zone Amazone, AEON BSD

Sejak kemunculan Kids@work di Gandaria City tiba-tiba saja mainan kendaraan konstruksi jadi mudah ditemukan. Salah satunya di AEON BSD. Builder’s Zone namanya. Sebenarnya Ru (3 tahun) sudah beberapa kali main di sini, tapi baru sekarang saya pengen nulis tentang playground ini. Biaya dan Sistem Bermain Builder’s Zone merupakan bagian dari playground Amazone. Namun di AEON lokasinya terpisah. Untuk main di sini menggunakan kartu Amazone. Satu kali bermain biayanya 20 ribu. Caranya tinggal digesek di sisi kendaraan mainan, sama seperti mainan lainnya di Amazone.