Langsung ke konten utama

Book Review: Nabi Muhammad, Satu Cerita Dua Buku

Dari sekian banyak buku tentang nabi Muhammad, baru dua yang sudah saya baca yaitu Muhammad - a prophet for our time karya Karen Armstrong dan 365 Hari Bersama Nabi Muhammad saw. Ceritanya sama-sama tentang nabi Muhammad dari lahir sampai meninggal, tapi keduanya diceritakan dengan cara yang sangat-sangat berbeda.

Muhammad - a prophet for our time

Ini buku bulan November saya. Selesai dibaca hanya dalam satu hari, tidak tebal memang. Kalau biasanya buku-buku tentang nabi Muhammad ditulis oleh dan untuk orang muslim, buku yang ini tidak. Buku karya Karen Armstrong tersebut diterbitkan pertama kali tahun 1991, namun kemudian direvisi dan diterbitkan kembali paska tragedi WTC.

(source: here)

Inti dari buku ini adalah meluruskan image nabi muhammad dimata orang barat. Kalau saya sih dari awal juga udah tau, jadi ga perlu diluruskan lagi. Hehe. Tapi yang saya suka dari buku ini adalah bagaimana Karen Armstrong menjelaskan tentang keadaan politik di zaman nabi. Kalau dulu saya mengertinya sekedar nabi Muhammad dalam menyebarkan islam bertemu banyak kesulitan, sekarang saya jadi kebayang gimana sulitnya. Sulit banget ternyata. Hah, saya si mungkin udah angkat tangan kabur kalau dikasih tugas seberat itu. haha. 

Mungkin karena tujuan buku ini lebih untuk meluruskan pendapat yang salah tentang nabi Muhammad, di dalamnya tidak banyak cerita mengenai teladan-teladan yang bisa ditiru dari Rasulullah. Isinya lebih membeberkan fakta-fakta berdasarkan catatan sejarah dan bukan sesuatu yang sifatnya kepercayaan yang lebih sulit dipahami.


365 Hari Bersama Nabi Muhammad saw

Buku ini sudah selesai saya baca sekitar dua tahun lalu. Kalau buku sebelumnya saya baca satu hari, buku ini saya baca satu tahun. Tebal memang, tapi tentu saja bukan karena tebalnya. Sesuai judulnya buku untuk anak-anak ini berisi cerita  nabi dari lahir sampai wafat yang dipotong-potong menjadi 365 cerita pendek, sesuai jumlah hari dalam satu tahun. Meski sering tergoda untuk menyelesaikannya dalam sekali baca, akhirnya saya berhasil baca sesuai tujuan penulisnya.

(source: here)

Beda banget dari buku Karen Armstrong, buku ini memakai kata-kata yang mudah, cerita yang ringan dan dibuat sesederhana mungkin. Misalnya, untuk nama tidak ada satu pun yang menggunakan embel-embel bin atau binti. Saya suka.

Selain di dalamnya banyak gambar-gambar, buku tebal ini juga disertai peta. Jadi pembacanya bisa membayangkan dimana nabi Muhammad saat melakukan perjalanan dan hijrah.


Moral
- Meski beda, saya suka kedua buku ini. Masing-masing punya keunikan dan keunggulannya.

- Untuk yang punya anak, wajib punya buku 365 Hari Bersama Nabi Muhammad saw. Untuk cerita pengantar tidur.

- Buku Muhammad karya Karen Armstrong cocok untuk memperluas perspektif. Untuk mempertebal keimanan, saya rasa kurang.

Komentar

  1. Mbak, sy mencari2 buku ini d online bookstore gak dapat2, d gramed pun gak ada. sepertinya mmg sudah tidak dicetak ulang lg yaa. Apakah mbk punya link mgkin untuk bs membeli buku ini? atau mgkn mbk berminat menjual buku mbk? sy siap membelinya. Hehe. smg mbk bsa bantu yaa, sy lg pingin kasih ini untuk anak balita sy. terimakasiih sbeelumnya mbk, salam kenal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo mbak salam kenal juga. Maaf saya belum berniat untuk jual dan saya juga kurang tahu kalau beli online dimana. Tapi nanti kalau saya kebetulan nemu di toko buku saya akan kabari ya.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Restoran Kluwih Sunda Authentic, Bogor

Kalau kebanyakan orang ke restoran karena ingin makanannya, saya dan Bi ke Kluwih karena ingin lihat desainnya. Sebab restoran ini adalah salah satu finalis Himpunan Desain Interior Indonesia (HDII) Award 2017. Sebenarnya pemenangnya, Lemongrass, juga berlokasi di Bogor, namun jaraknya lebih jauh dari hotel tempat kami menginap, Ibis-style Bogor . Kami sengaja datang ke sini untuk makan malam supaya lampu-lampunya menyala. Asumsinya rumah makan sunda ini lebih bagus di waktu malam.

Playground: Kidzoona, AEON, BSD

Libur pemilu kemarin Ru main di AEON BSD sama sepupu-sepupunya, Freya dan Cleo. Tiba-tiba ke AEON karena uyutnya Ru yang lagi jalan-jalan ke sana dan pasti seneng kalau cicitnya ikut gabung. Akhirnya tiga bocah itu dibolehin main di playground karena bingung juga mau ngapain. Mainnya di Kidzoona, supaya eyang uyut bisa nontonin dari luar. Kalau Playtime dan Miniapolis tertutup jadi ga bisa dilihat anaknya lagi main apa. Kidzoona ada di dalam department store AEON bagian anak-anak di lantai 2. Tepatnya berada di ujung paling dalam. Harga Tiket dan Member Untuk main di sini ada dua pilihan waktu: 1 jam atau satu hari. Biayanya 80 ribu untuk satu jam dan 130 ribu untuk satu hari pada weekend atau hari libur. Sementara di hari kerja biayanya 50 ribu dan 80 ribu saja. Saran saya jangan pilih tiket satu hari kalau weekend . Selain mahal, playground -nya ramai.

Naik Excavator di Builder’s Zone Amazone, AEON BSD

Sejak kemunculan Kids@work di Gandaria City tiba-tiba saja mainan kendaraan konstruksi jadi mudah ditemukan. Salah satunya di AEON BSD. Builder’s Zone namanya. Sebenarnya Ru (3 tahun) sudah beberapa kali main di sini, tapi baru sekarang saya pengen nulis tentang playground ini. Biaya dan Sistem Bermain Builder’s Zone merupakan bagian dari playground Amazone. Namun di AEON lokasinya terpisah. Untuk main di sini menggunakan kartu Amazone. Satu kali bermain biayanya 20 ribu. Caranya tinggal digesek di sisi kendaraan mainan, sama seperti mainan lainnya di Amazone.