Langsung ke konten utama

#11. Singapore - Universal Studio

(My Travel Series)
___________
Sabtu, 31-3-2012
Hong Kong - Singapore Trip 
Day 6

Hello Singapore! Kata saya di hari ke enam ini. Setalah delay yang panjang, akhirnya saya dan w si rekan perjalanan sampai di Singapur tengah malam kemarin.

Rencana hari ini adalah Universal Studio. Perdana nih kami ke sini, terakhir kali ke Singapur USS belum buka. Can't wait, can't wait.. Hehehe abisan saya emang suka theme park.

Sebelum berangkat ke Hong Kong saya sudah beli tiket USS nya lebih dulu via online. Jadi kami hanya tinggal membawa diri ke Sentosa Island tempat USS berada. Untuk pergi ke sana ada banyak moda transportasi yang bisa dipilih. Karena sesuatu dan lain hal (sok misterius) kami naik MRT sampai Vivo city, lalu naik Sentosa Express sampai ke USS. Harganya S$3 tapi sepertinya sekarang udah naik jadi S$3.5.

Sampailah kami di Universal Studio Singapore, disambut globe berputar bertuliskan Universal Studio yang khas. Naik ini-naik itu, coba ini-coba itu, foto di sini-foto sama si itu.  Kira-kira itu ringkasan apa-apa saja yang kami lakukan di sana. Hahaha. Bukan karena saya males cerita, tapi kayaknya untuk yang belum pernah mendingan nabung dan main-main sendiri di sini. 




1. Saya suka background -nya. Bagus ya buat foto-foto. // 2. Foto sama optimus prime, puss in boots, 
dan prajurit di the mummy. 



Setelah seharian masuk semua wahana yang ada, ini pendapat saya tentang USS: 

- Wahana paling seru :TRANSFORMER! Mau banget masuk lagi dan main lagi. 

- Wahana paling bikin puyeng : The Mummy. Bahkan lebih pusing daripada naik si roller coaster kembar.

- Gapapa main seharian karena di sana ada mushola.

- Jurasic park-nya rusak terus. Saya ngantri 3x, dua kali pertama dibubarin antriannya karena wahananya perlu perbaikan. Mungkin karena kami lagi sial aja kali ya. 

Moral
- Siapkan energi supaya bisa main puas di sini. Tapi karena ga begitu besar seharian juga habis kok dimasukin semua atraksinya. Padahal saya ke sini pas weekend lo..

- Kalau mau tau info tentang gimana cara ke sana, berapa harganya, mau beli tiket, dan lain-lainnya, silahkan buka official websitenya di alamat ini



**BONUS**
Universal Studio Singapore vs Universal Studio Japan

Sebenernya data perbandingan ini sudah sangat ga akurat karena saya ke USS di umur 24 dan ke USJ di umur 16. Hahahaha, a lot can happened in 8 years. Tapi gapapalah ya, toh ini bukan karya ilmiah. 

- Karena lebih baru, USS tentunya lebih kekinian daripada USJ. Tokoh-tokohnya juga dari film-film terbaru.

- Kalau di USS ada Transformer di USJ adanya Spider Man. Wahananya mirip sebenernya. Waktu saya ke USJ saya terpukau sama wahana Spider Man ini, ternyata Transformer bisa lebih keren lagi. ckckck. Teknologi emang cool ya. 

- USS pertunjukannya in English, USJ in Nihon Go aka bahasa Jepang. Aneh aja liat Spider Man ngomong pake bahasa Jepang padahal latarnya di New York. Haha. 

-Saya lebih suka souvenier di USJ daripada USS. Menurut tante saya, kaos-kaos souvenier USS dijual di tanah abang dan tampilannya super mirip ga bisa dibedain. 

- Wahana favorit saya di USJ adalah Snoopy. Perosotan gitu. Hehehe, maklum masih remaja waktu itu. Waktu itu saya lebih milih naik Snoopy dua kali daripada masuk ke semua wahana. 

ps. Kalau ketemu foto pas di USJ saya upload di sini deh nanti. Hehe



Selanjutnya  >> #12. Singapore - Berhasil Naik Bus ke IKEA
Sebelumnya >> #10. Hong Kong - Luntang Lantung di Airport

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Restoran Kluwih Sunda Authentic, Bogor

Kalau kebanyakan orang ke restoran karena ingin makanannya, saya dan Bi ke Kluwih karena ingin lihat desainnya. Sebab restoran ini adalah salah satu finalis Himpunan Desain Interior Indonesia (HDII) Award 2017. Sebenarnya pemenangnya, Lemongrass, juga berlokasi di Bogor, namun jaraknya lebih jauh dari hotel tempat kami menginap, Ibis-style Bogor . Kami sengaja datang ke sini untuk makan malam supaya lampu-lampunya menyala. Asumsinya rumah makan sunda ini lebih bagus di waktu malam.

Beli Buku Impor Tanpa Ongkos Kirim

'Selamat Tahun Baru!' Walau sudah kelewat lebih dari dua minggu, tapi ini tulisan pertama saya di tahun ini. Jadi gapapa ya telat.  Mari mengawali tahun ini dengan senang hati. Saya memang lagi senang karena buku pesanan saya via online akhirnya datang juga. Biasanya saya beli buku impor di toko buku seperti Aksara dan teman-temannya. Tapi kadang, buku yang saya pengen ga ada dimana-mana. Mau beli di Amazon juga ga ngerti caranya, takutnya malah mahal kena pajak dan lain-lain. Sekitar dua tahun lalu, teman kerja saya waktu itu pernah cerita tentang hobinya beli buku online. "Kalau gw sering belinya di Book Depository, di sana gratis ongkos kirim ke seluruh dunia." "Woow," pikir saya waktu itu, tapi entah kenapa belum-belum juga nyoba beli di sana.  Desember kemarin, setelah ga berhasil menemukan buku yang saya mau di toko buku, saya akhirnya memutuskan untuk mencoba Book Depository. Cara pesannya super gampang. Tinggal buat  account , terus pi...

Perlukah Insisi Tongue Tie

Ru sudah bukan bayi lagi, tapi pengalaman menjadi ibu baru dan mengurus bayi sangat membekas bagi saya. Itulah mengapa sekali-kali saya bercerita cerita lampau di sini. Siapa tahu ada ibu baru yang mengalami hal serupa dan bisa belajar dari pengalaman saya. Salah satunya adalah tentang tongue tie , salah satu hal yang sempat ditanyakan beberapa teman saya paska melahirkan. Hampir tiga tahun lalu Ru lahir di Rumah Sakit Puri Cinere. Rumah sakit ini pro ASI. Setelah melahirkan, saya dan Ru tidak hanya dikunjungi oleh dokter kandungan dan dokter anak, tapi juga dokter laktasi. Dokter spesialis menyusui datang dan memeriksa apakah cara menyusu bayi sudah benar dan adakah masalah dalam menyusui. Juga mengajarkan posisi menyusui yang benar. Benar-benar membantu karena menyusui itu ternyata tidak semudah kelihatannya. Beberapa hari setelah Ru lahir puting payudara saya lecet (maaf agak vulgar). Menurut dokter laktasi, setelah memeriksa mulut Ru, hal itu disebabkan Ru mengalami tongue ti...