Langsung ke konten utama

Probation

Three months has passed since I resigned from my work. I knew it won't be easy, and it is not. There are always good and bad things in every choice that we make. 

I rarely share my every day life and thought in this blog, because I think it won't give any advantages to people who read it. But posting only about vacations and weekends feels like a lie to me. My life is not always full of happiness and new places, but I guess our usual everyday life makes us treasure holiday and free time more. So here it is. Hopefully I won't share this kind of things too much.

My daily schedule in the past three months was a total chaos. There are only two things fixed in my schedule: First, Ru's nanny/domestic helper comes at 8 and goes home at 5. Second, Ru's school starts at 8 and finishes at 10.30. 

Other than the schedule, I am doing pretty good in some stuffs and need some improvement in some other parts. Here are some facts about me after being a stay/work at home mom. 

1. I drive more - It is my personal achievement. I always hate driving and it made my driving skill improvement as slow as a sloth. 

2. I read more books - Thanks to more free time. More books means higher chance to read a good book. The best book I read in the last three months is The Alchemist. 

3. I bake more - I only bake one kind of a cake over and over again. It is my grandmother's recipe and my mother refuse to share the recipe to anyone but me. 

4. I spent more time with Ru - This is my biggest reason to resign. I used to meet him only 2-3 hours a day when he was awake and now I can play as long as I wanted. 

5. I learned that 'It is not a good idea to work with your husband' - Both of us are happier when our spouse has nothing to do with our work. 

6. I miss my salary and my colleague -  Accepting there is no money transferred to my account regularly is harder than to accept that I am no longer working in the job that I love. I also miss social interaction with people who see me as their colleague and not as Ru's mommy. 

Now you know my life is not only about vacation, so now I can start writing about holiday again. I believe happy time are worth to remember and bad time are not worth my time and energy to be mention in this blog. 

P.S Sorry if I made grammatical or spelling error, English is not my mother language. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Restoran Kluwih Sunda Authentic, Bogor

Kalau kebanyakan orang ke restoran karena ingin makanannya, saya dan Bi ke Kluwih karena ingin lihat desainnya. Sebab restoran ini adalah salah satu finalis Himpunan Desain Interior Indonesia (HDII) Award 2017. Sebenarnya pemenangnya, Lemongrass, juga berlokasi di Bogor, namun jaraknya lebih jauh dari hotel tempat kami menginap, Ibis-style Bogor . Kami sengaja datang ke sini untuk makan malam supaya lampu-lampunya menyala. Asumsinya rumah makan sunda ini lebih bagus di waktu malam.

Beli Buku Impor Tanpa Ongkos Kirim

'Selamat Tahun Baru!' Walau sudah kelewat lebih dari dua minggu, tapi ini tulisan pertama saya di tahun ini. Jadi gapapa ya telat.  Mari mengawali tahun ini dengan senang hati. Saya memang lagi senang karena buku pesanan saya via online akhirnya datang juga. Biasanya saya beli buku impor di toko buku seperti Aksara dan teman-temannya. Tapi kadang, buku yang saya pengen ga ada dimana-mana. Mau beli di Amazon juga ga ngerti caranya, takutnya malah mahal kena pajak dan lain-lain. Sekitar dua tahun lalu, teman kerja saya waktu itu pernah cerita tentang hobinya beli buku online. "Kalau gw sering belinya di Book Depository, di sana gratis ongkos kirim ke seluruh dunia." "Woow," pikir saya waktu itu, tapi entah kenapa belum-belum juga nyoba beli di sana.  Desember kemarin, setelah ga berhasil menemukan buku yang saya mau di toko buku, saya akhirnya memutuskan untuk mencoba Book Depository. Cara pesannya super gampang. Tinggal buat  account , terus pi...

Perlukah Insisi Tongue Tie

Ru sudah bukan bayi lagi, tapi pengalaman menjadi ibu baru dan mengurus bayi sangat membekas bagi saya. Itulah mengapa sekali-kali saya bercerita cerita lampau di sini. Siapa tahu ada ibu baru yang mengalami hal serupa dan bisa belajar dari pengalaman saya. Salah satunya adalah tentang tongue tie , salah satu hal yang sempat ditanyakan beberapa teman saya paska melahirkan. Hampir tiga tahun lalu Ru lahir di Rumah Sakit Puri Cinere. Rumah sakit ini pro ASI. Setelah melahirkan, saya dan Ru tidak hanya dikunjungi oleh dokter kandungan dan dokter anak, tapi juga dokter laktasi. Dokter spesialis menyusui datang dan memeriksa apakah cara menyusu bayi sudah benar dan adakah masalah dalam menyusui. Juga mengajarkan posisi menyusui yang benar. Benar-benar membantu karena menyusui itu ternyata tidak semudah kelihatannya. Beberapa hari setelah Ru lahir puting payudara saya lecet (maaf agak vulgar). Menurut dokter laktasi, setelah memeriksa mulut Ru, hal itu disebabkan Ru mengalami tongue ti...