Langsung ke konten utama

#7. Hong Kong - Museum of History

(My Travel Series)
__________
Kamis, 29-3-2012
Hong Kong - Singapore Trip
Day 4


Museum selalu jadi objek wisata wajib bagi keluarga saya dari dulu. Sebenernya jadi wajib gara-gara kakak saya si pendiri museum ceria yang lulusan S1 arkeologi dan S2 museum and art history selalu minta ke museum kemana pun kami pergi.

Kali ini, meskipun dia ga ikut, kakak saya tetep pesan supaya saya dan w si rekan perjalanan pergi ke museum. "Paling ngga satuu aja.." katanya, tujuannya agar dia dapet oleh-oleh foto dan cerita saat kami pulang. Jadilah kami berdua pun pergi ke Hong Kong Museum of History yang kata beberapa sumber di internet bagus.

Pameran permanen museum ini berisi tentang sejarah dan perkembangan Hong Kong, mulai dan masa pra sejarah hingga kini. Ruang pamernya terdiri dari dua lantai dengan luas sekitar 7.000m2. Kalau ga kebayang sebesar apa, ya pokoknya besar banget lah. Kalo sekedar liat-liat asal perlu sekitar satu sampai dua jam-an, tapi kalau mau benar-benar jadi pintar dan menyimak semua informasinya bisa sampai empat jam.

Karena ga mungkin ditulis di sini isinya apa saja dan malah jadi spoiler kalau-kalau nanti ada yang mau ke sana, ini saya kasih sneak peek-nya aja ya.

Di pintu masuk museum






Selain pameran permanennya, ada juga pameran sementaranya. Saat saya ke sana pamerannya tentang uang. Isinya mirip Museum Bank Mandiri dan Bank Indonesia kalau di Jakarta. Ga terlalu seru kalau menurut saya. 

Kalau disuruh menilai dari 1-10, Hong Kong Museum of History nilainya 8. Alurnya cukup jelas, objek-objek pamerannya juga menarik, terutama karena banyak diantaranya berukuran super besar. Tapi, kalau dibandingkan museum-museum di Singapore, museum ini masih kalah. Di sini unsur interaktifnya masih kurang. Informasinya belum disampaikan dengan cara 'sambil bermain'. Tapi tetep aja si museum Indonesia lebih kalah lagii... :'(((( 

Oiya, kelebihan lainnya, museum ini sangat mudah ditemukan. Meski letaknya di tengah kota, tapi sangat banyak petujuk jalan untuk menuju ke sini. Kami bahkan ga pake buka peta lo sejak turun dari MTR.

Moral

- Kalau mau jalan-jalan murah dan seru, museum ini bisa jadi pilihan. Harga tiketnya hanya $10HK (sekitar 12 ribu rupiah). Apalagi Hong Kong Museum of History ini bersebelahan sama Hong Kong Science Museum. Sekali datang dapet dua museum deh

- Sediakan cukup waktu kalau mau ke sini. Sayang aja harus buru-buru padahal masih banyak yang bisa dilihat

- Bagi yang suka narsis, ini adalah studio foto gratis. Hehehe.. Background-nya banyak.

- Untuk liat official websitenya silahkan liat di sini. Tapi ga terlalu jelas si websitenya. Hehe.



Komentar

  1. We share your story in our blog. Thank you... great article! http://divonewsclips.blogspot.com/2013/06/hong-kong-museum-of-history.html#more

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Restoran Kluwih Sunda Authentic, Bogor

Kalau kebanyakan orang ke restoran karena ingin makanannya, saya dan Bi ke Kluwih karena ingin lihat desainnya. Sebab restoran ini adalah salah satu finalis Himpunan Desain Interior Indonesia (HDII) Award 2017. Sebenarnya pemenangnya, Lemongrass, juga berlokasi di Bogor, namun jaraknya lebih jauh dari hotel tempat kami menginap, Ibis-style Bogor . Kami sengaja datang ke sini untuk makan malam supaya lampu-lampunya menyala. Asumsinya rumah makan sunda ini lebih bagus di waktu malam.

Beli Buku Impor Tanpa Ongkos Kirim

'Selamat Tahun Baru!' Walau sudah kelewat lebih dari dua minggu, tapi ini tulisan pertama saya di tahun ini. Jadi gapapa ya telat.  Mari mengawali tahun ini dengan senang hati. Saya memang lagi senang karena buku pesanan saya via online akhirnya datang juga. Biasanya saya beli buku impor di toko buku seperti Aksara dan teman-temannya. Tapi kadang, buku yang saya pengen ga ada dimana-mana. Mau beli di Amazon juga ga ngerti caranya, takutnya malah mahal kena pajak dan lain-lain. Sekitar dua tahun lalu, teman kerja saya waktu itu pernah cerita tentang hobinya beli buku online. "Kalau gw sering belinya di Book Depository, di sana gratis ongkos kirim ke seluruh dunia." "Woow," pikir saya waktu itu, tapi entah kenapa belum-belum juga nyoba beli di sana.  Desember kemarin, setelah ga berhasil menemukan buku yang saya mau di toko buku, saya akhirnya memutuskan untuk mencoba Book Depository. Cara pesannya super gampang. Tinggal buat  account , terus pi...

Perlukah Insisi Tongue Tie

Ru sudah bukan bayi lagi, tapi pengalaman menjadi ibu baru dan mengurus bayi sangat membekas bagi saya. Itulah mengapa sekali-kali saya bercerita cerita lampau di sini. Siapa tahu ada ibu baru yang mengalami hal serupa dan bisa belajar dari pengalaman saya. Salah satunya adalah tentang tongue tie , salah satu hal yang sempat ditanyakan beberapa teman saya paska melahirkan. Hampir tiga tahun lalu Ru lahir di Rumah Sakit Puri Cinere. Rumah sakit ini pro ASI. Setelah melahirkan, saya dan Ru tidak hanya dikunjungi oleh dokter kandungan dan dokter anak, tapi juga dokter laktasi. Dokter spesialis menyusui datang dan memeriksa apakah cara menyusu bayi sudah benar dan adakah masalah dalam menyusui. Juga mengajarkan posisi menyusui yang benar. Benar-benar membantu karena menyusui itu ternyata tidak semudah kelihatannya. Beberapa hari setelah Ru lahir puting payudara saya lecet (maaf agak vulgar). Menurut dokter laktasi, setelah memeriksa mulut Ru, hal itu disebabkan Ru mengalami tongue ti...