Langsung ke konten utama

#3. Hong Kong - The Peak / Madame Tussaud

(My Travel Series)
________
Selasa, 27-3-2012
Hong Kong-Singapore Trip
Day 2


Ayo lupakan octopus card dan kembali ke hari kedua. 


Setelah pagi-pagi pergi ke dokter, siangnya saya merasa baikan. Kayaknya sih cuma masalah mental. Begitu dibilang ga papa langsung merasa sehat. Hehe maklum, saya emang sedikit paranoid kalau tentang kesehatan. Ayo jalan-jalan! Begitulah kata hati saya sekarang.

Di hari kedua di Hong Kong ini, saya dan si W berencana ke Stanley Market dan The Peak. Berhubung pagi-paginya kami ganti haluan jadi ke klinik, kami putuskan untuk men-skip Stanley Market dan langsung menuju The Peak.

Ada banyak cara menuju tempat wisata ini. Kami memilih naik Peak Tram, karena menurut si mama, yang udah pernah ke sini, naik peak tram punya keseruan tersendiri. Untuk naik kendaraan yang sudah beroperasi dari tahun 1888 ini kita harus naik MTR menuju central station lalu berjalan kaki ke Peak Tram Lower Terminus. Dari central station menuju terminalnya memang ga terlalu dekat, tapi berkat adanya sign system dimana-mana kami bisa sampai ke sana tanpa harus buka peta. Bravo!

Entah karena kami sampainya siang atau memang begitu sepanjang hari, terminalnya ramai. Awalnya sempet bingung harus kemana karena ada dua buah loket dan satu jalan tanpa lewat loket. Satu loket The Peak, satu Madame Tussaud, dan satu lagi jalan langsung untuk pengguna Octopus Card.

Di sana ada banyak pilihan paket tiket yang bisa dibeli. Saya dan W suami saya dari awal memang berencana untuk beli tiket pulang-pergi + sky terrace + Madame Tussaud, harganya $220 HK. Tiket kombo semacam ini tentunya lebih murah dari pada beli satu-satu. Awalnya kita ngantri di loket The Peak, tapi ternyata kalau mau beli tiket kombo yang ada Madame Tussaudnya belinya di loket Madame Tussaud.

Naik The Peak Tram
Seruuu... Rasanya mirip naik kereta uap yang di Ambarawa tapi dengan kecepatan yang lebih tinggi dan tentunya derajat kecuraman yang lebih tinggi juga. Baru pertama kali saya naik kereta menanjak semacam ini. Kemiringan relnya mencapai 27 derajat. Dari dalam kereta saya bisa melihat pemandangan Hong Kong dari atas. :)


Lunch Time!
Setelah perjalanan yang lumayan singkat naik The Peak Tram kami sampai the Peak. Begitu turun dari kereta dan masuk menuju gedung kami langsung di sambut toko oleh-oleh. 

Krucuk.. krucuk.. Karena sudah siang, kami memutuskan untuk makan dulu sebelum menjelajah The Peak. Agak bingung memilih makan dimana, karena merupakan lokasi wisata, tempat makan di sini lumayan mahal. Satu-satunya yang terjangkau sepertinya McD. Namun, karena tadi pagi kami sudah makan McD, pilihan itu dibuang jauh-jauh. 

Setelah pertimbangan yang matang *kesannya apaan, diputuskan untuk makan di restauran Spaghetti 360. Pemandangannya lumayan bagus di sini, harganya pun, meski mahal, tampaknya ga setinggi di restauran lainnya. Makan berdua sekitar 200-300rb rupiah kalau saya ga salah. Pastanya enak. Rasanya mirip Pasta de Waraku kalau di Indonesia.

Pasta salmon pilihan saya. Yumm :9


Madame Tussaud
Akhirnya impian saya untuk ke Madama Tussaud sejak SD terkabul juga. Alhamdulillah. Waktu SD si mikirnya mau ke Madame Tussaud yang di Belanda, tapi ternyata Allah mengabulkannya di tempat lain.

Tempat ini cocoklah ya buat orang-orang yang suka narsis. Hehehe.. Selain tokoh dunia dan artis internasional, di cabang Hong Kong ini ada beberapa artis Cina dan asia lainnya. Saya ga begitu kenal. Paling juga yang kenal si Barbie Tsu, pemeran San Cai di Meteor Garden.

Kiri-tengah: Foto bareng astro boy dan obama. Kanan: Menggantikan boneka lilin yang lagi dibawa
 ke Madame Tussaud Bangkok


Sky Terrace 428
Puas foto-foto sama artis dari lilin, kami berdua lanjut naik ke atap gedung - Sky Terrace 428. Wiiiihhh... Pemandangan sore yang bagus. Dari sini pulau Hong Kong Bisa terlihat jelas. Dari mulai bisa lihat gedung-gedungnya, bagian laut yang sepi, juga the peak tram dari atas. : D


             
Kiri: Pemandangan dari Sky Terrace 428; 
Kanan: Kami di depan gedung tempat Sky Terrace, Madame Tussaud, dan terminal the peak tram berada.


Saatnya kembali ke hotel dan beristirahat. Kami pun meluncur mundur di dalam tram kembali ke terminal di bawah sana. *soalnya kalau pulang tremnya jalan mundur alias penumpangnya tetep menghadap ke atas.


Moral
Sebenernya bukan moral si, sekedar tips-trik aja.

- Bagi yang ga pinter nawar, belanja oleh-oleh di the peak adalah pilihan bijak. Kalau dibandingin di pasar-pasar di kota harganya lumayan murah, terutama kalau belinya ga borongan. 

- Di tempat wisata di Hong Kong ada banyak jebakan foto. Jadi kita difoto di depan berbagai layar, diprint, lalu dijual dengan harga yang lumayan mahal. Misalnya sebelum naik tram dan masuk madame tussaud. Sebenernya bukan jebakan si kalau Anda emang pengen foto langsung jadi dengan pemandangan  yang bagus. Hehehe. Kalau emang ga mau beli mending nolak aja pas mau difoto biar ga tergoda pas udah jadi. Hehe

- Kalau mau liat informasi lebih lanjut tentang the peak bisa diliat di www.thepeak.com.hk dan http://www.madametussauds.com/HongKong/en/ 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perlukah Insisi Tongue Tie

Ru sudah bukan bayi lagi, tapi pengalaman menjadi ibu baru dan mengurus bayi sangat membekas bagi saya. Itulah mengapa sekali-kali saya bercerita cerita lampau di sini. Siapa tahu ada ibu baru yang mengalami hal serupa dan bisa belajar dari pengalaman saya. Salah satunya adalah tentang tongue tie , salah satu hal yang sempat ditanyakan beberapa teman saya paska melahirkan. Hampir tiga tahun lalu Ru lahir di Rumah Sakit Puri Cinere. Rumah sakit ini pro ASI. Setelah melahirkan, saya dan Ru tidak hanya dikunjungi oleh dokter kandungan dan dokter anak, tapi juga dokter laktasi. Dokter spesialis menyusui datang dan memeriksa apakah cara menyusu bayi sudah benar dan adakah masalah dalam menyusui. Juga mengajarkan posisi menyusui yang benar. Benar-benar membantu karena menyusui itu ternyata tidak semudah kelihatannya. Beberapa hari setelah Ru lahir puting payudara saya lecet (maaf agak vulgar). Menurut dokter laktasi, setelah memeriksa mulut Ru, hal itu disebabkan Ru mengalami tongue ti...

Review Breast Pump Silikon MOOIMOM

Bagi buibu yang instagramnya ibu-ibu banget pasti ga asing dengan pompa ASI ini. Iklannya banyak berseliweran di Instagram. Kebetulan saya memang lagi pikir-pikir untuk beli breast pump karena dua pompa ASI yang saya punya rusak. Harusnya keduanya bisa dibenerin tapi ya kok saya males. Akhirnya saya putuskan beli saja karena review Mooimom breast pump ini cukup baik dan harganya murah. Pesan dan Unboxing Saya kemudian memesan breast pump ini di website resminya. Sampainya cepat sekali. pesan hari jumat, besoknya sampai. Belinya yang versi lama karena harganya beda hampir seratus ribu tapi perbedaan bentuknya kurang signifikan. Breast pump ini dikemas di dalam kotak karton tipis dan dibungkus plastik. dilengkapi juga dengan tutup plastik. Tidak ada buku manual karena Semua petunjuk tertulis di bagian luar kotak. Cara Kerja Awalnya saya kira pompa ini lebih seperti penampung ASI bukan pompa beneran, tapi katanya bukan. Infonya bisa dipakai untuk tiga hal: menjadi pompa ASI, d...

Playground: Naik Excavator di Kids@Work, Gandaria City

Enam bulan terakhir Ru (2.5 tahun) lagi suka banget sama yang namanya kendaraan konstruksi. Ru hafal semua nama alat-alat berat dan fungsinya. Setiap jalan-jalan dan ketemu di jalan senangnya bukan main. Ga jarang kami berhenti dipinggir jalan untuk nontonin excavator yang lagi parkir. Buku, mainan, tontonan juga semua tentang construction vehicle . Sampe saya boseeeennn.  Dari kesukaannya ini juga kami tahu ada amusement park yang bernama Diggerland. Ru pengen sekali ke sana. Ada hari dimana dia nangis-nangis minta naik mobil dan diantar ke Diggerland. Masalahnya Diggerland itu hanya ada di Amerika dan Inggris. Sampai akhirnya dia pun pasrah menerima kenyataan kalau Diggerland itu jauh dan untuk ke sana perlu uang banyak.