Langsung ke konten utama

Tok Tar

Sedikit info tentang Mainan Tradisional Jawa Barat. (yang menurut saya masuk nominasi mainan paling gak seru, haha)



Apa itu TOK TAR?

Tok tar adalah mainan tradisional Jawa Barat. Berupa batang bambu mirip 'gantar', yaitu batang bambu yang berfungsi menggapai tempat-tempat tinggi, misalnya untuk mengambil buah atau hal-hal lain yang berada jauh di atas jangkauan. Gantar biasanya disimpan di belakang rumah dekat kadang ayam, karena itu gantar sering kali dipakai bertengger oleh ayam sehingga di gantar tersebut selalu ada kotoran ayam. Maka sering dijadikan sindiran, tok tar artinya tai kotok dina gantar (terjemahan : kotoran ayam di gantar).

Cara bermain :

Beberapa anak membawa bilah bambu seperti gantar dengan dipukul-pukulkan sambil bernyanyi

Tok-tar tok-tar
Taliung tali euntung
Tai kotok dina gantar
Di riung ku adi beuteung

Begitulah selanjutnya bernyanyi sambil berjalan-jalan memukulkan bambunya.

(sumber : Perubahan dan Pengembangan Bentuk, Fungsi, dan Material Mainan dalam Permainan Anak di Masyarakat Sunda. Mohamad Zaini Alif)




*Waktu pertama kali baca tentang permainan ini saya beneran bingung, emang ada orang yang mau main permainan ini lebih dari satu kali? atau mungkin karena saya belom pernah coba. Tapi apa iya..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Restoran Kluwih Sunda Authentic, Bogor

Kalau kebanyakan orang ke restoran karena ingin makanannya, saya dan Bi ke Kluwih karena ingin lihat desainnya. Sebab restoran ini adalah salah satu finalis Himpunan Desain Interior Indonesia (HDII) Award 2017. Sebenarnya pemenangnya, Lemongrass, juga berlokasi di Bogor, namun jaraknya lebih jauh dari hotel tempat kami menginap, Ibis-style Bogor . Kami sengaja datang ke sini untuk makan malam supaya lampu-lampunya menyala. Asumsinya rumah makan sunda ini lebih bagus di waktu malam.

Beli Buku Impor Tanpa Ongkos Kirim

'Selamat Tahun Baru!' Walau sudah kelewat lebih dari dua minggu, tapi ini tulisan pertama saya di tahun ini. Jadi gapapa ya telat.  Mari mengawali tahun ini dengan senang hati. Saya memang lagi senang karena buku pesanan saya via online akhirnya datang juga. Biasanya saya beli buku impor di toko buku seperti Aksara dan teman-temannya. Tapi kadang, buku yang saya pengen ga ada dimana-mana. Mau beli di Amazon juga ga ngerti caranya, takutnya malah mahal kena pajak dan lain-lain. Sekitar dua tahun lalu, teman kerja saya waktu itu pernah cerita tentang hobinya beli buku online. "Kalau gw sering belinya di Book Depository, di sana gratis ongkos kirim ke seluruh dunia." "Woow," pikir saya waktu itu, tapi entah kenapa belum-belum juga nyoba beli di sana.  Desember kemarin, setelah ga berhasil menemukan buku yang saya mau di toko buku, saya akhirnya memutuskan untuk mencoba Book Depository. Cara pesannya super gampang. Tinggal buat  account , terus pi...

Perlukah Insisi Tongue Tie

Ru sudah bukan bayi lagi, tapi pengalaman menjadi ibu baru dan mengurus bayi sangat membekas bagi saya. Itulah mengapa sekali-kali saya bercerita cerita lampau di sini. Siapa tahu ada ibu baru yang mengalami hal serupa dan bisa belajar dari pengalaman saya. Salah satunya adalah tentang tongue tie , salah satu hal yang sempat ditanyakan beberapa teman saya paska melahirkan. Hampir tiga tahun lalu Ru lahir di Rumah Sakit Puri Cinere. Rumah sakit ini pro ASI. Setelah melahirkan, saya dan Ru tidak hanya dikunjungi oleh dokter kandungan dan dokter anak, tapi juga dokter laktasi. Dokter spesialis menyusui datang dan memeriksa apakah cara menyusu bayi sudah benar dan adakah masalah dalam menyusui. Juga mengajarkan posisi menyusui yang benar. Benar-benar membantu karena menyusui itu ternyata tidak semudah kelihatannya. Beberapa hari setelah Ru lahir puting payudara saya lecet (maaf agak vulgar). Menurut dokter laktasi, setelah memeriksa mulut Ru, hal itu disebabkan Ru mengalami tongue ti...